Minggu, 17 Februari 2013

Ulumul Qur'an


A.PENGERTIAN NUZULUL QUR’AN
            a). Jika di pandang dari segi bahasa “nuzulul”(                  ) berasal dari kata                                                                                            Artinya “turun”  [1].
            Sedangkan yang di nukil dari buku lain secara etimologi (bahasa).Al-Qu’ran berarti bacaan karena makna tersebut di ambil dari kata             atau             yaitu bentuk mashdar dari kata                        [2].
Dan dalam buku lain di nyatakan sebagai berikut. Kata nuzul menurut bahasa mempunyai beberapa arti kata Nuzul,antara lain:
1.      Imam Ar- Raghib Al-Asfihani dalam kitbnya. Al-Mufradat ,kata Nuzul mempunyai arti:’’Al- Inhidar min ‘Uluwwin Ila Safalin (meluncur dari atas ke bawah ,atau berarti turun). Contohnya dalam firman Allah Q.S Al-Baqoroh 22:

Artinya: Dan dia menurunkan air (hujan) dari langit (Al-Baqoroh:22)
            2. Imam Fairuz Zabadi dalam kamusnya Al-Muhith Al-Hulul Fil Makan. Kata Nuzul itu mampunyai arti : Bertempat di suatu tempat. Contohnya antara lain firman Allah SWT.



Artinya: Berdo’alah Ya Tuhanku, tempatkanlah aku pada tempat yang di berkahi dan Engkau adalah sebaik-baik yang member tempat (Q.S. Al- Mukminum : 29)
            3. Imam Az- zamakhsyari dalam tafsirnya Al- Kasy syaf. Kata Nuzul itu berati Al- Ijtima (kumpul), Contohya ,seperti dalam ungkapan                                                                      (0rang- orang yang berkumpul di tempat itu ).


3. Sebagian para Ulama mengatakan, kata Nuzul  berarti turun secara berangsur – angsur sedikit demi sedikit . Contohnya pada ayat Al-Qur’an  berikut :


Artinya : Dialah yang menurunkan Al-Qur’an kepada kamu di antara isinya ada ayat-ayat  yang muhkamat , itulah pokok- pokok isi Al-Qur’an dan yang mutasyabihat.(Q.S. AlI Imran 7)3 .

            Menurut penulis hampir ada kesamaan dari pengertian nuzulul Qur’an(menurut bahasa) yang di ambil dari buku Ulumul Qur’an Sebuah Pengantar karya Abu Anwar dengan buku Ulumul Qur’an karya Abdul Djalal.Di buku Abu Anwar menurut bahasa adalah “Turun”                                                           
Dan pada buku karya  Abdul Djalal yang berisikan beberapa pendapat ulama, tapi yang familiar di telinga dari pendapat beberapa ulama itu adalah pendapat dari Imam Ar-Raghib Al- Asifhani dan pendapat dari, sebagian para ulama sehingga menjadikan sebuah analisa dari kami jiki di gabungkan semuanya adalah Al- Qur’an itu turun (meluncur dari atas ke bawah )secara berangsur-angsur sedikit demi sedikit.
            b). Pengertian Nuzulul Qur’an menurut istilah, ada beberapa pendapat sebagai berikut:
1.  Ali Ash- Shabuni menyatakan bahwa Al Qur’an adalah firman Allah yang mu’jiz di turunkan kepada nabi Muhammad melalui malaikat Jibril yang tertulis mushaf, di riwayatkan secara mutawwatir menjadi ibadah bagai yang membacanya di awali dengan surat Al-Fatihah dan di akhiri surat An-Naas.
2.  Imam Al- Zurqoni memberikan pengertian bahwa Al-Qur’an adalah lafaz yang di turunkan kepada nabi Muhammad SAW.Di awali dengan surat Al-Fatihah dan di akhiri dengan surat An-Naas 4.

Dalam kutipan buku ini pengertian Nuzulul Qur’an ini ada beberapa arti dari berbagai pendapat para ulama, antara lain sebagai berikut:
a).Jumhur Ulama : antara lain Ar- Rozi, Imam As-Suyuthi, Az-Zakrkasyi,dll.Mengatakan arti Nuzulul Qur’an itu secara hakiki tidak cocok sebagai Al-Qur’an sebagai kalam Allah yang berada pada Dzat-Nya, sebab dengan memakai ungkapan “diturunkan” menghendaki adanya materi kalimat atau lafal atau tulisan huruf yang riel yang harus di turunkan. Karena itu arti kalimat Nuzulul Qur’an itu harus di pakai makna majazi yaitu menetapkan / memberitahukan / menyampaikan Al-Qur’an, baik di sampaikannya Al-Qur’an ke Lauh Mahfudh atau ke Baitul Izzah di langit dunia maupun kepada Nabi Muhammad SAW sendiri.
b). Sebagian Ulama antara lain Imam Ibnu Taimiyah dkk. Mengatakan pengertian Nuzulul Qur’an itu juga tidak perlu di alihkan dari arti hakiki kepada arti majazi.  Maka kata Nuzulul Qur’an itu berarti  “Turunya Al-Qur’an”.Sebab arti tersebut sudah biasa di gunakan dalam bahasa Arab.5
Menurut Moh. Abdul Al- Zurqoni, manahil Al-Irfan Fi Ulumul Qur’an yaitu: Karena ketinggian kedudukan Al-Qur’an dan besarnya ajaran- ajarannya. Yang dapat mengubah perjalanan hidup manusia mendatang serta menyambung langit dan bumi, serta dunia dengan akhirat 6.
Dalam hal ini dari beberapa pengertian di atas, maka penulis lebih cenderung pada pendapat Ali Ash- Shabuni dan  Imam Al- Zurqoni yang kedua pendapat ulama ini ada kesamaan yaitu Al- Qu’ran turun dengan di awali Al- Fatihah dan di akhiri dengan surat An- Naas yang di turunkan kepada Nabi Muhammad SAW, melalui perantara malaikat Jibril yang tertulis dalam mushaf  , di riwayatkan secara mutawwatir dan bagi yang membacanya menjadi Ibadah.
               
B. TAHAP- TAHAP TURUNNYA AL-QUR’AN
Tahap- tahap di turunkannya Al-Qur’an itu ada tiga fase atau tahapan seperti yang akan di jelaskan lengkap dengan dalil- dalilnya
a).Tahapan Pertama Al- Qur’an di turunkan/ di tempatkannya ke Lauh Mahfudh. Yakni suatu tempat di mana mausia tidak bisa mengetahui secara definitif / pasti. Dalil yang menyatakan Al-Qur’an di tempatkan di Lauh Mahfudh seperti firman Allah berikut :


Artinya:           Bahkan ( yang di dustakan mereka ) itu ialah Al- Qur’an yang mulia yang tersimpan di Lauh Mahfudh ( Q.S. Al- Buruuj 21-22)
b.) Tahapan kedua ( At- Tanaazul Ats- Tsani)
Tahapan kedua, Al Qur’an turu dari Lauh Mahfudh ke Baitul Izzah di langit dunia atau langit terdekat dengan Bumi ini.
 Banyak dalil yang menerangkan penurunan Al- Qur’an pada tahapan kedua ini, baik dari ayat Al- Qur’an maupun hadist diantaranya :

Artinya: Sesungguhya kami menurunkannya (Al-Qur’an ) pada suatu malam yang diberkahi  (Q.S. Ad-Dukhan: 3 )

Artinya:  Sesungguhya kami telah menurunkannya ( Al-Qur’an  ) pada  malam  kemuliaan        (Al-Qodar: 1)


Artinya: ( Beberapa hari itu ) ialah Bulan Ramadhan , Bulan yang di dalamnya di turunkannya (permulaan) Al- Qur’an ( Q.S. Al-Baqoroh : 185)7


Hadist riwayat An- Nasa’I, Hakim, dan Baihaqi dari Ibnu Abbas R.a beliau berkata :




Artinya:  Al- Qur’an itu di turunkan secara sekaligus ke langit dunia pada malam Qodar , kemudian setelah itu di turunkan ( sedikit demi sedikit ) selama dua puluh tahun (H.R. An- Nasa’i dari Ibnu Abbas)8.

C. Tahapan Ketiga ( At- Tannazalu Ats- Tsaalitsu).
            Tahapan Ketiga , Al- Qur’an turun dari Baitul Izzah  di langit  dunia langsung kepada Nabi Muhammad SAW. Artinya setelah wahyu kitab Al-Qur’an itu prtama kalinya di tempatkan di  Lauh Mahfudh lalu di turunkannya ke Baitul Izzah di langit dunia , kemudian ketiganya di sampaikan langsung kepada Nabi Muhammad SAW , baik melalui Malaikat Jibril atau pun secara langsung ke dalam hati sanubari Nabi Muhammad maupun di balik tabir.
Dalilnya ayat  Al- Qur’an nya adalah:


Artinya : Dan Sesungguhnya kami telah menurunkan kepadamu ayat- ayat yang jelas ( Q.S. Al- Baqoroh : 99)9
            Dalam surat Al- Baqoroh : 185, Al- Qodar : 1, Ad- Dukhan : 3, mengenai turunyya Al –Qur’an sekaligus itu tidak ada pertentangan antara ketiga ayat ini. Malam  yang di berkahi itu ialah malam lailatul qodar , pada bulan Ramadhan. Hanya pada zahirnya saja ada pertentangan dalam peristiwa amaliah dalam kehidupan Rasulullah SAW . Al_Qur’an itu di turunkan kepada Rasulullah SAW. Al –Qur’an itu di turunkan kepada Rasul selama dua puluh tiga tahun.10

            Dalam hal ini ada dua mazhab, mazhab yang baerbeda pendapat  y.aitu:
1.      Mazhab pertama adalah apa yang di kemukakan oleh Ibnu Abbas dan Jumhur mengatakan bahwa yang di maksudkan dengan turunnya ke tiga ayat Al-Qur’an itu sekaligus  ke  Baitul Izzah dari langit dunia di sambut oleh Malaikat. Sudah itu baru di turunkan secara berangsur- angsur selama dua puluh tiga tahun, menurut kejadian –kejadian dan peristiwa- peristiwa semenjak Muhammad di angkat menjadi Rasul sampai wafatnya. Setelah di utus maka selama Rasulullah masih berada di Mekkah selama tiga belas tahun dan di Madinah selama sepuluh tahun. Dan pernyataan ini semakin di perkuat dengan hadist dari Ibnu Abbas Ra, katanya Rasulullah di utus dalam usia empat puluh tahun. Mula- mula bertempat tinggal di Mekah menerima wahyu kemudian di perintahkan hijrah sepuluh tahun. Mazhab ini mengemukakan hadis shahih dari Ibnu Abbas dalam beberapa riwayat.
2.      Mazhab kedua yang di kemukakan oleh Syu’biy katanya yang di maksud dari ketiga ayat itu adalah tentang tueunnya Al-Qur’an kepada Rasulullah SAW. Mula – mula turunnya Al-Qur’an pada bulan Ramadhan pada malam lailatul Qodar yaitu malam yang di berkahi . dan turunnya berangsur – angsur , berturut- turut, bila ada kejadian atau peristiwa, dala masa hampir dua puluh tiga tahun itu. Al- Qur’an turunnya secara berangsur- angsur , Inialah yang di sebut dalam ayat yang berbunyi .  Dan Al-Qur’an itu kami turunkan dengan berangsur- angsur agar engkau membacakan perlahan – lahan kepada manusia. Dan kami menurunkannya sebagian demi sebagian.
3.       Mazhab ketiga, menurut mazhab ini. Al- Qur’an itu turun ke langit dunia sebanyak dua puluh tiga kali malam Qodar. Malam Qodar itu oleh Allah di turunkan tiap tahun.  Jadi tiap- tiap tahun, pada malam itulah Al- Qur’an di turunkan cesara berangsur- angsur  kepada Rasulullah selama Dua puluh tiga tahun. Mazhab ini hanya ijtihad tafsir tidak berdasarkan nash dari Al-  Qur’an dan hadist 11








Dan ada pendapat yang menyatakan Al- Qur’an. Turunnya berangsur-angsur. Dan ini juga di perkuat dengan dalil naqli berikut :




Artinya : Dan sesungguhnya Al Qur’an itu benar- benar di turunkan oleh Tuhan semesta alam. Di bawa turun oleh Ruhul amin . Ke dalam hatimu ( Muhammad ) agar kamu menjadi peringatan. Dengan bahasa arab yang jelas. ( Q.S. 26: 192- 195)12

Inilah ayat- ayat yang mengatakan bahwa Al- Qur’an itu adalah perkataan Allah dengan bahasa arab. Jibrillah yang menurunkannya ke dalam hati Rasullullah SAW. Turun di sini bukan berarti tirun yang pertama kali ke langit dunia. Yang di maksud ialah turun dengan cara berangsur- angsur Ta’bir lafaz ini menunjukkan tanzil bukan inzal. Di maksud dengan inzal ialah turun dengan berangsur – angsur. Ahli- ahli bahasa membedakan antara inzal dengan tanzil ialah diturunkan bercerai- berai, sedangkan inzal itu berbentuk umum13. 
            Di sini penulis mencoba untuk mengambil sebuah pemikiran yang berdasar dari buku Mana’ul Quthan ats adanya perbedaan mazhab seperti yang telah di sebutkan di atas maka penulis lebih cenderung pada mazhab yang kedua di kemukakan oleh Syu’biy yang menyatakan bahwa Al-Qu’ran itu mula- mula turunnya pada bulan Ramadhan. Tapi setelah itu hampir masa dua puluh tuga tahun. Karena suatu ayat yang turun pasti ada Asbabun Nuzulnya.

C. CARA TURUNNYA AL- QUR’AN
            Pertama datang kepada Rasul SAW. Malaikat seperti dencingan secara lonceng yang amat kuat , dari musnad Imam Ahamad, dari Abdullah bin Umar, aku bertanya kepada Rasul. Apakah anda ya Rasul menyadari tentang turunnya wahyu ? Rasul menjawab aku mendengar suara dencingan lonceng , kemudian aku diam , tiba – tiba aku tidak sadarkan diri ternyata turunnya ayat berkenaan tentang janji dan ancaman.
            Kedua : Malaikat datang kepada Rasul bagaikan seorang laki- laki dan menyampaikan wahyu, demikian sebagaimana hadist shahih. Dan cara yang demikian adalah cara yang pertama. Karena cara ini , Malaikat sebagaimana layaknya saudara yang lain, dan berbicara  baik secara sadar seperti pada saat isra’ dan mi’ raj dan dalam keadaan tidur seperti hadist  Muaz bin Jabal14

D. WAKTU TURUNNYA AL- QUR’AN DAN PERIODESASINYA
a.) Waktu turunnya Al- Qur’an.
Permulaan turunnya Al- Qur’an pada malam Qodar, tanggal 17 Ramadhan tahun keempat puluh dari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Bertepatan tanggal 06 Agustus 610 M, sewaaktu sedang berkhilwat  di dalam Gua hira di atasjabal Nur sebelah utara kota Mekkah. Ayat- tang pertama turun adalah Al- Alaq 1-5
Al- Qur-‘an selesai di turunkan menjelang kewafatan Nabi Muhammad SAW, pada tanggal 9 Dzulhijjah tahun 63 dari kelahiran Nabi atau tahun 10 H, yang bertepatan tanggal 27 oktober 632 M dengan turunnya ayat terakhir yaitu ayat 3 surat Al- Maidah.
            Sedang menurut Imam As- Suyuthi ayat yang terakhir turun adalah ayat 281 Surat   Al-Baqoroh mengikuti pendapat Abdullah Ibnu Abbas.
           





Sebab itu , menurut Jumhur Ulama , masa turunnya Al- Qur’an dari permulaan hingga akhirnya itu adalah selama 22 tahun 2 bulan lebih 22 hari. Di sini ada perbedaan pendapat antara para ulama sesuai dengan perselisihan mereka mengenai lama waktu Nabi Muhammad tinggal di Mekah setelah di angkat menjadi Rasul, apakah selama 10 tahun atau 13 tahun atu 15 tahun. Menurut hasil penelitian sebagian ahli sejarah islam menyebutkan, bahwa lama waktu Nabi tinggal di Mekah itu adalah 12 tahun 5 bulan dan 13 hari, mulai dari tanggal 17 Ramadhan tahun 40 kelahiran Nabi sampai awaal bulan Rabiulawal 54. Sedang mengenai lama waktu Nabi tinggal di Madinah, menurut Imam As- Suyuthi adalah selama   10 tahun atau 9 tahun 9 bulan lebih 9 hari , dari Rabiul awal tahun 45 sampai tanggal 9 Dzulhijjah tahun 63 atau 10 H15 .
Jadi Nabi Muhammad menerima whyu Al- Qur’an dari Allah SWT, selama kurang lebih 23 tahun yaitu sekitar 13 tahun di Mekah dan10 tahun di Madinah
b.)  Periodesasi Turunnya Al- Qur’an.
            Masa tturunnya Al- Qur’an selama 22 tahun lebih tersebut terbagi dalam dua periode yaitu :
            a). Periode pertama adalah periode Mekah, yaitu periodee di mana Nabi Muhammad SAW, masih tinggal di Mekah yang menurut para ulama ahli tahkiq ( penelitian ) selama 12 tahun 5 bulan lebih 13 hari, terhitung mulai turun pertama tanggal 17 Ramadhan tahun 41 kelahiran Nabi Muhammad SAW yang bertepatan dengan tanggal 6 Agistus 610 M sampai dengan Rabiul Awal 54 kelahiran Nabi SAW. Pada periode Mekah ini turun kurang lebih19/30 dari jumlah seluruh isi Al- Qur’an , yang terdiri dari 90 surah yang mencakup 4.773 ayat ( menurut dasar mushaf Utsman sekarang).    



Semua surat dan ayat yang turun selama periode pertama ini menurut para ulama yang berdasarkan orientasinya kepada teori geografis di namakan surat atau Makiyah , yang mempunyai tanda- tanda tersendiri seperti yang di jelaskan dalam bab ilmu Makki Wal Maddani.
b). Periode kedua adlah periode Madinah , Yaitu periode di mana Nabi Muhammad SAW, sudah hijrah ke Madinah dan diam di sana yang telah di sepakati para ulama selama 9 bulan lebih 9 hari , terhitung sejak awal Rabiu’lawal tahun 54 Kelahiran Nabi atau Fill atau tahun 10 H , yang bertepatan tanggak 27 oktober 632 M. Selama periode kedua ini , turunlah lebih kurang 11/30 dari semua isi Al- Qur’an yang terdiri dari 24 surah yang meliputi 1463 ayat ( menurut dasar mushaf Utsman)16
Jadi menurut pemikiran penulis informasi yang telah di sajikan itu sangat membantu para pembaca termasuk penulis sendiri yang dulunya sebelum mengelupas nuzulul Qur’an, hanya tahu bahwasannya Al- Qur’an itu di turunkan pada 17 Ramadhan. Setelah tahu sepaerti ini maka sangat bisa menambah wawasan dan menghilangkan pemahan dogma maupun taqlid.


E. WAHYU AL QUR’AN, CARA-CARA TURUN DAN DALIL.
            1. Pengertian Wahyu.
 Menurut bahasa mempunyai beberapa arti antaranya :
a.)    Berarti ilham gharizi atau instink yang terdapat pada manusia maupun hewan . Contoh kata wahyu dalam surat ( An- Nahl :68)




Artinya : Dan Tuhanmu telah mewahyukan ( memberi instink ) kepada lebah , supaya membuat ( orang- orang ) di bukit – bukit , di pohon- pohon , kayu dan di rumah- rumah yang di dirikan manusia ( Q.S An- Nahl 68)
b.)    Berarti ilham fitri atau firasat yang hanya ada pada manusia dan tidak ada pada binatang. Contohya seperti kata wahyu dalam firman Allah SWT :



Artinya : Dan kami ilhamkan (berfirasat ) kepada ibu Nabi Musa  supaya menyusui dia       (Musa) ( Al- Qasas 7).
c.)    Berarti tipu daya dan bisikkan setan, seperti arti kata wahyu dalam firman Allah SWT :



Artinya: Dan sesungguhnya setan- setan itu membisikkan kepada kawan – kawan mereka membantah kalian (Al- An’am : 121).
d.)   Berarti isyarat yang cepat secara rahasia yang hanya tertuju pada Nabi / Rasul saja. Contohnya kata wahyu dalam firman Allah SWT :



Artinya : Sesungguhnya kami telah memberikan wahyu kepadamu , sebagaimana kami telah memberikan Nabi Nuh dan nabi – nabi sesudahnya ( An- Nisa’: 163)17
     

2.      Pengertian Wahyu menurut ustilah :
Menurut Dr. Abdullah Syahhatah dalam kitab Ulmil Qur’an Wat Tafsir
Mendefinisikan :
            Wahyu menurut syarak ialah pemberitahuan Allah SWT, kepada orang yang di pilih dari beberapa hamba – hamba- Nya mengenai berbagai petunjuk dan ilmu pengetahuan yang hendak di beritahukannya tetapi dengan cara yang tidaj biasa bagi manusia .
            Pengetian wahyu menurut Dr. Abdullah Syahhitah ininlah yang paralel dengan arti waahyu dalam ayat – ayat sebagai berikut :


Artinya : Dan telah di wahyukan kepadaku Al – Qur’an ini supaya aku memberikan   peringatan kepadamu dengannya dan kepadamu dengannya dan kepada orang – orang yang Al – Qur’an itu sampai kepadanya ( Q.S. Al- An’am : 19 )
           
Jadi wahyu itu bisa di sebut juga mukjizat yang datang dari Allah kepada Nabi – Nabi Allah. Dan wahyu yang luar biasa adalah turunnya Al – Qur’an kepada Nabi Muhammad SAW yang tak tertandingi sebagai wahyu terakhir dan sebagai pelengkap kitab – kitab sebelumnya yang di dalamny bisa di jadikab rujukan tentang hukum, pengetahuan , kekuasaan Allah, menceritakan kejadian masa lampau , hari kebangkitan, kisah – kisah Nabi, kisah orang- orang hebat , dsb, Akan jauh lebih di kelupas tentang hikmah Al- Qur’an yang tak tertandingi bahwa orang – orang musyrik di tantang untuk menulis yang sama dengan Al- Qur’antapi tidak sanggup18.







2.Cara Penurunan Wahyu .
            Wahyu yang di turunkan kepada Nabi secara rahaisa , sangat cepat itu bervariasi. Dari variasi itu terbagi pada dua kelompok besar yaitu melaui perntara malaikat Jibril maupun langsung tanpa melalui perantara 19:
1.      Melalui Perantara Malaikat.
Wahyu yang di turunkan dengan cara ini yang terkenal ada dua, yaitu :  Cara ini yang terkenal ada dua yaitu :
a.       Pertama Jibril menampakkan wajahnya atau baentuk asljinya. Cara seperti ini terjadi ketika Nabi Muhammad menerima wahyu pertama surah Al- Alaq 1-5.
b.       Kedua , Jibril menyamar sebagai seorang laki- laki yang berjubah putih. Misalnya ketika Nabi Muhammad menerima wahyu tentang islam. Iman, hari kiamat.

2.      Tanpa perantara Malaikat ( Langsung ).

a.       Melalui mimpiyang benar , misalnya ketika turun wahyu surah Al- Kaustsar 1-3 , Contoh lainnya Al- Shaffat 101- 112 wahyu tentang penyembalihan Ismail oleh Ayahnya .
b.      Allah berbicara langsung.
Ada pula yang menyatakan bahwa cara ini adalah turunnya wahyu melalui balik hijab . Misalnya waahyu Allah kepada Nabi Musa yang diceritakan dalam surah
Al-Ar’af ayat 143 dan An Nisaa ayat 164.
c.       Cara yang lain adalah seperti gemericikan lonceng. Menurut Jumhur Ulama cara tersebut melalui perantara malaikat namun contohnya belum di dapati.20

Dengan nerujuk uraian diatas maka ini bisa menjadi counter bagi orang – orang kafir yang selalu memperolk- olokan Al- Qur’an dalam surat Asy – Syu’ara ayat : 6.


Artinya: Sungguh , mereka telah mendustakan ( Al-Qur’an ) maka kelak akan datang krpada mereka (kebenaran) berita – berita mengenai apa (azab) yang dulu mereka perolok- olokan ( Asy- Syu’ara ayat : 6)21

3.      Dalil – Dalil Kebenaran Turunnya Al-Qur’an.
Bagi orang- orang kefir, baik atheis, materialisme maupun sekularisme. Mereeka tidak mau percaya tentang turunnya Al- Qur’an. Jadi untuk menundukkan mereka harus di gunakan dalil-dalil akal yang ilmiah, supaya mereka mau percaya terhadap kebenaran turunnya Al- Qur’an. Yang benar-benar dari sisi Allah  SWT.
 Karena itu ada lima dalil ilmiah yang dapat membuktikan kebenaran turunnya         Al- Qur’an di antarannya :
a.)    Dalil pertama : Peniduran buatan atau hipnotis atau sentruman.
Dalil ini  merupakan hasil penemuan ilmiah Dr. Masner , seorang sarjana Jerman padda abad XVII M. Dengan teori hipnotis dia telah berhasil menemukan kenyataan-kenyataan sebagai berikut :
-          Bahwa manusia itu selain punya akal lahir juga punya akal batin , yang mutunya lebih tinggi dari padda akal lahir .
-          Bahwa manusia yang di hipnotis itu dapat melihat , mendengar , membaca dan menerangkan hal-hal yang tidak dapat di lakukannya sewaktu tidak di hipnotis.
Dengan dalil ini orang yang menghipnotis itu dapat mempengaruhi jiwa orang yang di hipnotis , sehingga dapat menyuruh membaca atau menerangkan hal-hal biasanya tidak dapat atau supaya mengerjakan apa saja yang di perintakan. Dengan dalil ini dapat menyadarkan mereka tentang kebenaran turunnya  Al- Qur’an.
b.)    Dalil kedua : Akrobat Circus.
Akrobat Circus ini merupakan sebutan sebagin jenis binatang yang tadinya bodoh karena tidak berakal ,kemudianbisa di didik dan di latih dengan berbagai macam gerakan.
Hal ini dapat di lakukan bukan karena kecerdasan binatang itu tapi merupakan kepandaian dank e ahlian pelatihnya, sehingga dapat mempengaruhi dan menyuruh binatang terhadap hal – hal yang di perintahkannya. Dengan dalil ini pula dapat di gunakan untuk mendorong, mengakui kebenaran turunnya
Al-Quran.
c.)    Dalil ketiga :  Alat- Alat Rekaman.
Seperti piringan – pirinagan hitam, pita –pita kaset ,tape recorder, dll. Benda – benda itu merupakan benda mati di mana  benda itu tidak bisa bunyi apalagi bernyanyi. Tapi benda itu bisa berfungsi seperti fungsinya masing- masing. Padahal itu hanya buatan manusia, tetapi bukan Nabi atau Rasul apalagi malaikat. Maka apakah Malaikat, Nabi dan Rosul itu kalah pandai di banding mereka. Maka pastilah Malaikat itu betul-betul dapat menyampaikan ajaran –ajaran  wahyu itu , sehingga Nabi Muhammad maupun Nabi lainnya bisa menceritakan segala hal yang di ajarkan.
d.)   Dalil ke empat :  Alat- alat elektronik canggih.
Seperti  radio, televisi, computer, video, dsb. Yang memungkinkan buat orang mendengarkan atau pun memahami dan mengabadikan kejadian-kejadian dari tempat yang jauh. Semua itu hanya ciptaan manusia yang akalnya hanya karunia Allah  SWT. Apakah tidak bias di terima akal kalau Allah Yang Maha Mengetaui dan Maha Kuasa itu lebih bisa untuk mengajarkan sebagian ilmunya kepada hamba yang di pilih-Nya menjadi Nabi atau Rasul.
e.)    Dalil kelima :  Komunikasi Canggih .
Sepeti telepon, telegram, facsimile, modem, dll. Yang dapat segara mengirim pesan / berita / tulisan, gambar, data dari tempat – ke temoat lain bahkan yang sangat berjauhanpun.
Padahal itu hanya buatan manusia biasa, maka lebih logis bagu malaikat jika lebih cepat  dalam menyampaikan wahyu kepada Nabi Muhammad SAW22.
Maka dari kelima dalil itu bisa di jadikan sebuah pernyataan bahwasannya wahyu dari Allah itu memang benar-benar adanya, karena dalil Aqli dan dalil Naqli saljing mendukung.
           



  









F. HIKMAH NUZULUL QUR’AN.
            a.) Beberapa orang ulama menunjukkan hikmah atas yang di turunkannya Al-qur’an sekaligus ialah untuk menjunjung tinggi Al-Qur’an dan memuliakan kadudukannya. Kata Syuthiy , bahwa rahasia Al- qur’an itu di turunkan sekaligus adalah untuk memuliakannya.   Di turunkan kepad Rasul, dengan Al- qur’an itu turn maka orang dapat mengetahui penghuni langit ke tujuh. Kata Syakhawi dalam kitabnya – Jamaul Qirak ,di turunkan ke langit dunia sekaligus, guna untuk memuliakan Bani Adam dan menjunjung tinggi kedudukan umat manusia , di samping Malaikat dan untuk mengatahui inyah Allah dan kasih saying-Nya. Untuk ini Allah memerintahkan kepada tujuh puluh ribu Malaikat mentasyarikan surat        Al-An’am.
            b.)  Hikmah turunnya Al-Qur’an secara berangsur-angsur :
1. Untuk menguatkan dan mengukuhkan hati Rasululla SAW, dalam melaksanakan tugasnya meskipun,  beliau mendapatkan tantangan hambatan yang luar biasa dan beraneka ragam. Dalam Q.S Al-Furqan : 32


Artinya :Dan orang-orang kafir berkata : “ Mengapa Al-Qur’an ini tidak di turunkan kepadanya sekaligus? Demikianlah agar kami memperteguh hatimu (Muhammad) dengan-Nya dan membacakannya secara tartil (berangsur- angsur perlahan).
2.Untuk menghibur hati Nabi Muhammad saat ia merasa sedih, menghadapi kesulitan dan perlawanan orang kafir.
3. Untuk mempernudah Rasulullah dan para sahabat menghafal Al-Qur’an karena mereka pada umumnya umi dan buta huruf. Dalam surat Al-Qamar : 17

Artinya : Dan sungguh, telah kami mudahkan Al-Qur’an untuk peringatan, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran (Al-Qamar :17)
4.Agar mudah di mengerti dan di laksanakan segala isinya, sebab siapapun orangnya, Ia akan enggan melaksanakan perintah atau larangan yang di berikan sekaligus karena di rasa sangat berat.
5. Dengan cara ini turunnya ayat sesuai dengan peristiwa yang terjadi akan lebih berkesan di hati, karena segala persoalan bisa langsung di tanyakan kepada Nabi SAW.. Seperti yang terjadi dan Al- Qur’an langsung menjawabnya dalam persoalan isteri Suad bin Rabi’.24
6. Untuk meneguhkan dan menghibur hati para pengikutnya yang hidup semasa dengannya dalam menghadapi pahit getirnya perjuangan menegakkan kebenaran dan ajaran tauhid.
7. Untuk memudahkan mereka meniggalkan kebiasaan- kebiasaan jahiliyah sedikit demi sedikit seperti minum khamar.
8. Untuk menunjukkan satu kenyataan yang tidak dapat di bantah tentang eksistensi Al- Qur’an sendiri bahwa ia merupakan kalamullah sendiri.
9. Mereka yang berpendapat bahwa Al-Qur’an itu nasikh wa mansukh. Bagi mereka salah satu hikmah turunnya Al-Qur’an berangsur- angsur adalah perlu adanya ayat yang di nasikhkan oleh Tuhan di gantinya ayat baru.
10. Turunnya Al-Qur’an adalah secara berangsur-angsur ialah sesuai dengan sunatullah yang berlaku di sekuru alam ini. Semuannya berangsur-angsur atau evolusi, dari kecil berangsur-angsur jadi besar.23






KESIMPULAN
            Setelah membaca informasi yang ada pada makalah ini, maka saya sebagai penulis bisa menyimpulkan bahwasannya. Ada banyak pendapat mangenai Nuzulul Qur’an baik dari segi pengertian, waktu turun, tahapan turunnya Al –Qur’an, wahyu dan hikmah nuzulul Qur’an. Yang sudah ada pada halaman-halaman sebelumnya.
            Mengenai adanya perbedaan pendapat dari beberapa ulama terutama mengenai ayat yang turun pertama kali. Hendaknya itu tidak mempengaruhi orisinilitas dari pada       Al-Qur’an yang merupakan kalamullah untuk di jadikan pedoman hidup manusia, dan kemukzizatan dari Al-Qur’an ini. Mereka para ulama pastinya juga mempunyai alas an-alasan dan bukti yabg bisa di pertanggung jawabkan.
Saya juga mau berpendapat tentang perbedaan itu mengenai ayat yang pertama turun menurut saya adalah surat  Al-Alaq 1-5, karena setelah saya membaca dan mencermati dari keterangan yang ada, beserta kisah dan dalil naqlinya, maka dapat saya simpulkan ayat yang pertama turun adalah Al-Alaq 1-5 selain itu ini lebih sering terdengar di banding dengan ayat lain yang pertama turun.
Tapi sekali lagi saya tegaskan kita jangan terpengaruh oleh perbedaan ini yang hanya akan membuat ukhuwah islamiyah umat isalam semakin tidak karu-karuan, hanya di jadikan objek pembicaraan umat lain baik nasional maupun internasional.









DAFTAR PUSTAKA
1.Syadali, Ahmad dan Ahmad Rofi’I, Ulumul Qur’an 1 Untuk Fakiltas Tarbiyah Komponen MKDK, Bandung : Pustaka Setia, 1997.
2. Anwar, Abu, Ulumul Qur’an Sebuah Pengantar, Amzah.
3. Djalal, H.A Abdul, Ulumul Qur’an Edisi Lengkap, Surabaya : Dunia Ilmu, 2000.
4. Qutahn, Manul, Pembahasan Ilmu Al-Qur’an 1, Jakarta : Rineka Cipta, 1993.
5. http:// Kumpulan- makalah-dlords.blogspot.com/2009/08/nuzulul-Qur’an.html.
6. Depag RI, Al-Qur’an Dan Terjemaahnya, Jakarta , 2007.
7. http:// ajirakasa. Blogspot.com/2011/05/hikmah-diturunkannya-Al-Qur’an-secara. html.
           



1. Ahmad Syadali dan Ahmad Rofi,I, Ulumul Qur’an 1 untuk Fakultas Tarbiyah Komponen MKDK, Bandung: Pustaka Setia , 1997 , hlm. 31.
2. Abu Anwar , Ulumul Qur’an Sebuah Pengantar , Amzah, hlm. 13.



3. Abdul Djalal H.A , Ulumul Qur’an Edisi Lengkap , Surabaya: Dunia Ilmu, 2000, hlm. 46-47.
4. Abu Anwar, Ulumul Qur’an Sebuah Pengantar, Amzah, hlm. 13.

a), Dalam Q,S Ali Imron Ayat: 3 kata                                                 , digunakan secara bersamaan dalam satu ayat.



2.
5. Abdul Djala H.A, Ulumul Qur’an Edisi Lengkap, Surabaya : Dunia Ilmu, 2000, hlm, 50.
6. Ahmad Syadali dan Ahmad Rofi’I, Ulumul Qur’an 1 Untuk Fakultas Tarbiyah Komponen MKDK, Bandung: Pustaka Setia,  1997, hlm. 31

b). Mutawwatir adalah bersambungnya suatu sanad hadist di mana orang yang meriwayatkannya saling tersambung ( di riwayaatkan oleh beberapa ulama)..



7. Abdul Djala H.Al, Ulumul Qur’an Edisi Lengkap, Surabaya : Dunia ilmu , 2000, hlm. 51-52

.

C)  Asbaabun Nuzuluul adalah latar belakang historis turunnya ayat- ayat  Al- Qur’an .











15. Abdul Djalal H.A,  Ulumul Qur’an Edisi Lengkap , Surabaya : Dunia Ilmu ,2000, hlm. 61-62.

 D) Ada beberapa  versi mengenai ayat Al- Qur’an yang pertama tirun yaitu : Al- Alaq 1-5, Al- Mudassir, Al- Fatihah, Tapi yang masyur di kalangan umat tentang ayat pertama yang turun adalah Al- Alaq 1-5.

 E). Saat Nabi Muhammad berkhilwat ( meditasi ) , beliau menerima wahyu pertama di datangi oleh malaikat JIbril unuk memerintahkan Iqra’ tepatnya surat Al –Aalaq  1-5. Karena beliau itu tidak bisa membaca dan oleh Malaikat Jibril diperintahkan membaca, beliau sangat ketakutan dan kembali pulang ., dengan raut wajah gemetar. Dan langsung tidur berselimut. Kemudian datanglah Siti Khadijah, dia kaget dengan keadaan Nabi tersebut kemudian dia pergi ke Pamannya (Siti Khadijah) seorang pendeta Nasrani. Dan menceritakaan semuannya, Maka Paman Siti Khadijah tersebut berkata bahwa kejadian yang di alami Nabi sama dengan yang ada di kitabnya, Maka sang pendeta berkata “ aku yang pertama membela suamimu jika di serang oleh kaum kafir. Tapi sebelum itu Paman Siti Khadijah meniggal dahulu. 



f.) Mushaf Utsmani adalah lembaran- lembaran  yang bertuliskan ayat ayat Al- Qur’an , baik yang berada di lembaran daun, kulit hewan, dll. Dan ini tersebar di berbagai tempat, sehingga pada masa pemerintahan Khalifah Utsman bin Affan di adakan penyusunan, pengumpulan lembaran – lembaran tad dan di bukukan.
19.Abu Anwar, Ulumul Qur’an Sebuah Pengantar , Amzah, hlm : 15
21. Depag RI, Al-Qur’an Dan Terjemaahnya, Jakarta , 2007

22.Abdul Djalal H.A, Ulumul Qur’an  Edisi Lengkap,  Surabaya : Dunia Ilmu, 2000, hlm.71

Tidak ada komentar:

Posting Komentar