KEHIDUPAN
SOSIAL.
Makalah ini di ajukan untuk memenuhi tugas mata
kuliah “ Ilmu Pengetahuan Sosial 2 “.
Dosen Pengampu : Ahmad Syaikudin.
Oleh kelompok I
:
Muh. Shulthon. R ( 21061079 ).
Yusrin Nihayati (
Eko Aprianto (
SEKOLAH TINGGI AGAM
ISLAM NEGERI
STAIN ( PONOROGO ).
JL. PRAMUKA NO. 156 TELP. 0352-481277 FAX O352-461893.
KATA PENGANTAR
Alhamdullilah
penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang melimpahkan rahmat taufik serta
hidayahnya sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Sholawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada
junjungan kita Nabi agung Muhammad SAW, yang telah membimbing umatnya dari
zaman jahiliyah hingga sekarang ini.
Dan tak lupa
penulis ucapkan banyak terima kasih kepada dosen pangampu dan teman –
teman di kelas PGMI-C semester 2 yang telah membantu tim penulis sehingga
makalah ini terselesaikan.
Dengan di susunnya makalah ini penulis berharap semoga
bermanfaat khususnya bagi tim penulis dan umumnya bagi pembaca.
Ponorogo, 21 September 2012
Kelompok 1.
DAFTAR ISI.
Kata
Pengantar : ………………………………………. 2
Daftar
Isi :
…………………………………….... 3
Pendahuluan
:
…………………………………………… 4
Pembahasan :
A.
Pengertian Sistem Sosial………………. 6
B.
Interaksi Sosial……………………………9
C.Status
Dan Peran Sosial ………………… 13.
D.Struktur
Sosial .......................................... 15.
E.
Norma dan Nilai Sosial ............................. 17.
F.
Sosialisasi ……………………….............. 18.
G
Perubahan Sosial. ……………………… .. 20
Kesimpulan : ……………………………………………… 23.
Penutup : ……………………………………………… 24.
Daftar
Pustaka: ……………………………………………… 25.
PENDAHULUAN.
“
Saya tidak bermaksud menyembunyikan fakta yang tidak saya sukai tentang kemegahan
semua hal yang di penuhi kebijaksanaan seperti yang menjadi kecenderungan masa
kini. Karena saya yakin bahwa..... metode- metode yang telah di sepakati pasti
terus – menerus meningkatkan ketololan dan kesalahan ini, dan bahkan
pembinasaan menyeluruh atas semua prestasi khayal itu mustahil menjadi
seberhaya ilmu pengetahuan fiksi ini beserta turunannya yang terkutuk” ( dalam masyarakat terbuka dan Musuh-
musuhnya karya Karl R. Popper).
KANT.
Makalah
ini berisi tentang pembahasan- pembahasan tentang hal- hal yang ada dalam
kehidupan sosial masyarakat, beserta aspek- aspek kendala yang terjadi di dalam
kehidupan sosial masyarakat ini.
Hal
ini bisa di lihat dari daftar isinya yang mencakup tentang interaksi sosial,
status sosial, struktur sosial, norma dan nilai sosial, perubahan sosial. Yang
sering kali menimbulkan konflik dalam kehidupan sosial bermasyarakat.
Sering
kita mendengar kalimat yang mengatakan manusia sebagai” makhluk sosial”. Ini memberikan sebuah isyarat pada kita bahwa
manusia itu hidup selalu membutuhkan orang lain dan tak mungkin manusia bisa
hidup sendiri dalam kehidupan ini tanpa butuh bantuan dari orang lain. Menurut
kami dari filosofi di atas yang menjadi landasan munculnya beberapa filosofi-
filososfi lainnya di Dunia ini, di antaranya filosofi di Negara kita yaitu
Indonesia dengan muncul filosofi bangsa “
Bhineeka Tunggal Ika “ ( Berbeda – beda tapi tetap satu ). Meskipun filosofi di atas di khususkan untuk
persatuan bangsa, sekiranya tak berlebihan jika filososfi itu juga mengandung
nilai manusia sebagai makhluk sosial. Karena meskipun kita mempunyai banyak
perbedaan kita tetap membutuhkan bantuan orang lain, dan orang lain juga
membutuhkan kita dalam bentuk bagian diri kita dalam masyarakat baik
lingkungan, dan negara.
Hal
ini sesuai dengan firman Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Hujurat ayat 13 yang
maknanya:
“
Wahai manusia sungguh- sungguh kami ciptakan kalian dari seorang laki- laki dan
seorang perempuan. Kemudian kami jadikan kalian berbangsa- bangsa dan bersuku-
suku supaya kalian saling memahami. Sungguh orang yang paling mulia di antara
kaliandi sisi Allah adalah orang yang paling berksih dari syirik. Sungguh Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Luas Ilmu-Nya”.[1]
Kita
bisa ambil makna interpretasi dari firman Allah di atas bahwa manusia itu pada
fitrahnya diciptakan sebagai makhluk sosial. Yang artinya manusia tidak dapat
hidup sendiri atau dalam kata lain hidup bermasyarakat merupakan satu
keniscayaan bagi mereka.
Dan
dalam Surat Al-Alaq ayat ke 2, yang artinya :
“
Allah telah menciptakan manusia dari segumpal darah”.
Ini
bisa kita maknai interpretasinya dengan sesuatu yang menempel pada didinding
rahim ibu. Di mana ini menunjukkan bahwa semenjak kita dalam kandungan sudah membutuhkan
bantuan untuk bisa bertahan hidup.
Hal
ini berbanding terbalik dengan fakta yang terjadi dalam kehidupan masyarakat
sekarang ini, yang sering terjadi konflik karena di akibatkan oleh perbedaan /
kasus SARA ( Suku, Agama. Ras, dan Antar
Golongan). Yang telah banyak menimbulkan ketidak tentraman dan ketidak
harmonisan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Tentunya masih hangat
di benak kita tentang kasus Sampang di Madura ( Indonesia ). Kasus pertikaian
antara Syi’ah dan Sunni, yang telah mengakibatkan banyak kerugian baik dari
materil, moril sampai nyawa.
Alangkah
baiknya jika kita bisa memahami firman- firman Allah dalam Al- Qur’an serta
bisa mengamalkannya dalam kehidupan sehari- hari, tentunya ini bisa untuk
menjaga ukhuwah insan di bumi sebagai khalifah yang di pilih Allah di Bumi.
PEMBAHASAN.
A.PENGERTIAN
SISTEM SOSIAL.
Sebelum kita memasuki pembahasan tentang penegertian
sistem sosial. Apakah sistem dan apakah sosial itu ?
Sistem adalah metode, cara yang teratur ( untuk melakukan
sesuatu) : susunan cara[2].
Secara etimologis, sistem berasal dari bahasa Yunani “systema” yang artinya sehimpunan dari
bagian – bagian atau komponen – komponen yang salaing berhubungan satu sama
lain secara teratur merupakan suatu keseluruhan.
Menurut Sunaryati Hartono, Guru Besar UNPAD sistem adalah
sesuatu yang terdidri dari sejumlah unsur atau komponen yang selalu pengaruh –
mempengaruhi dan terkait satu sama lain oleh satu atau beberapa asas. Sementara
itu menurut Talcot Person, sistem adalah interdepensi[3] (
Interdepensi adalah bila tanpa 1 bagian / komponen maka akan mengalami
guncangan. Dalam suatu sistem akan terintegrasi ke suatu equilibrium ) antara
bagian- bagian, komponen – komponen dan proses – proses yang mengatur hubungan
tersebut[4].
Jadi menurut kami sistem adalah cara / metode yang terdiri dari sejumlah unsur yang saling
terkait antara satu dengan lainnya yang saling berpengaruh dan merupakan satu
keseluruhan.
Pengertian sosial dalam kamus Ilmiah Populer adalah
segala sesuatu yang mengenai masyarakat; peduli terhadap kepentingan umum (lihat dalam kamus ilmiah populer karya
Achmad Maulana dkk, hlm. 484 ).
Hidup
dalam masyarakat merupakan suatu sistem sosial yang di dalamnya saling
berhubungan mulai dari komponen terkecil yaitu hubungan antara individu dengan
individu, kemudian lingkungan keluarga, lingkungan sekitar / lingkungan
masyarakat sampai pada suatu komunitas
ekosistem yang berhubungan timbal balik guna menjalankan kehidupan sosial mulai
dari yang terkecil adalah hidup berkeluarga sampai pada berbangsa dan
bernegara. Di mana ini tidak bisa lepas dari bantuan atau hubungan dengan orang
lain.
Dari sini bisa kita ambil interpretasi dari makna kata
sosial yaitu rasa saling membutuhkan antara satu individu dengan individu
lainnya yang berimplementasi pada kepentingan umum sehingga tujuan akhir dari
kehidupan sosial adalah kesejahteraan dan keamanan masyarakat yang terlibat di
dalamnya.
Adam Smith mengatakan bahwa hidup di dalam masyarakat
berarti hidup bersama dalam kedamaian yang mencukupi untuk menghindari
kematian, mengembangbiakkan spesies – spesies dan melaksanakan kegiatan –
kegiatan ekonomi yang hakiki untuk mempertahankan hidup ( dikutip dari , Tom
Campbell, Tujuh Teori Sosial Sketsa,
Penilaian, Perbandingan ).
Secara sosiologis, kehidupan sosial berlangsung dalam
suatu wadah yang di sebut masyarakat. Masyarakat adalah orang – orang yang
hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan ( Sumarjan ), contohnya masyarakat
desa, masyarakat kota, masyarakat Indonesia, satuan masyarakat keluaraga,
sekolah, organisasi dan sebagainya. Masyarakat sebagai suatu sistem secara
fungsional terintegrasi ke dalam suatu bentuk equilibrium. Jadi kehidupan
sosial ( masyarakat ) sebagai sistem sosial harus di lihat sebagi suatu
keseluruhan atau totalitas dari bagian- bagian atau unsur – unsur tang saling
berhubungan, saling tergantung dan berada dalam satu kesatuan.
Sistem sosial sifatnya tidak empiris ( abstrak ) sehingga
komponennya tidak dapat dilihat tetapi hanya dapat di bayangkan dengan suatu
konstruksi berfikir.
Teori Sibenertika Talcott Person : Sistem sosial
merupakan sustu sinergi antara berbagai sub sistem sosial yang mengalami
ketergantungan dan keterkaitan[5].
Sedangkan pengertian "sistem sosial", menurut
Jabal Tarik Ibrahim dalam bukunya Sosiologi Pedesaan, adalah sejumlah kegiatan
atau sejumlah orang yang mempunyai hubungan timbal balik relatif konstan.
Hubungan sejumlah orang dan kegiatannya itu berlangsung terus menerus.
Dari tiga hal di atas
terdapat tiga hal pokok, yaitu :
a. Dalam setiap "sistem sosial" ada sejumlah orang dan kegiatannya.
b. Dalam sustu "sistem sosial", orang-orang dan atau kegiatan-kegiatan itu berhubungan secara timbal-balik.
c. Hubungan yang bersifat timbal-balik dalam suatu "sistem sosial" bersifat konstan.
a. Dalam setiap "sistem sosial" ada sejumlah orang dan kegiatannya.
b. Dalam sustu "sistem sosial", orang-orang dan atau kegiatan-kegiatan itu berhubungan secara timbal-balik.
c. Hubungan yang bersifat timbal-balik dalam suatu "sistem sosial" bersifat konstan.
` Sistem sosial" merupakan ciptaan
dari manusia, dalam hal ini "sistem sosial" terjadi karena manusia
adalah makhluk sosial. Ada beberapa hal yang membuat manusia menciptakan
"sistem sosial", antara lain karena :
A. Karena
manusia mempunyai kebutuhan biologis tertentu seperti pangan , sandang , papan,
dan seks.
B. Untuk
memuaskan kebutuhan ini manusia bergantung pada organisasi- organisasi
kemasyarakatan.
C. Kenyataan
di atas menciptakan kebutuhan – kebutuhan
lain, yaitu kebutuhan sistem pada diri individu.
D. Pada
akhirnya manusia berusaha untuk memaksimumkan kepuasaaan pada kebutuhan
dirinya.
"Sistem
sosial" mempengaruhi perilaku manusia, karena di dalam suatu "sistem
sosial" tercakup pula nilai-nilai dan norma-norma yang merupakan aturan
perilaku anggota-anggota masyarakat. Dalam setiap "sistem sosial"
pada tingkat-tingkat tertentu selalu mempertahankan batas-batas yang memisahkan
dan membedakan dari lingkungannya ("sistem sosial" lainnya). Selain
itu, di dalam "sistem sosial" ditemukan juga mekanisme-mekanisme yang
dipergunakan atau berfungsi mempertahankan "sistem sosial" tersebut[6].
Dari
kedua pernyataan di atas memuculkan satu buah satu pertanyaan mengapa manusia
itu hidup harus bermasyarakat? Sebagai bahan perenungan kita.
Marilah
kita lihat ceramah Ceramah dari amirul mukminin yang ke- 23 berbunyi :
"Wahai
massa, setiap orang—meskipun dia orang kaya—pasti butuh kepada bantuan tangan
dan lisan familinya, karena mereka adalah orang-orang yang lebih sering
mengayominya, mereka orang yang paling peduli mencari solusi saat dia
bermasalah, orang yang paling belas kasih dan sayang saat dia tertimpa musibah.
Mereka adalah nama baik yang dianugerahkan Allah kepada seseorang lebih baik
dari pada harta yang diwarisinya. Ingatlah apabila salah satu dari keluarga
kalian ada yang kekurangan dan membutuhkan makan, jangan sampai kalian tidak
membantu, karena orang yang tidak memberi, maka hartanya tidak akan bertambah
dan jika dia memberi, maka hartanya pun tidak berkurang. Orang yang berpaling
untuk mengulurkan tangan bantuan kepada familinya, maka sesungguhnya dia telah
menghambat satu tangan dari mereka dan membuang sejumlah besar tangan-tangan
yang akan membantunya, dan siapapun yang bertindak lemah-lembut kepada
sekitarnya, maka dia akan selalu disayangi oleh kaumnya”[7].
B. INTERAKSI
SOSIAL.
Kehidupan manusia tak terpikirkan di
luar masyarakat. Individu- individu tak bisa hidup dalam keterpencilan sama
sekali selama – lamanya. Manusia memebutuhkan satu sama lain untuk bertahan
hidup sebagai manusia. Kesalingketergantungan ini menghasilkan bentuk kerja
sama tertentu yang bersifat ajek, dan menghasilkan bentuk masyarakat tertentu,
sebuah keniscayaan[8]. Dan
inilah yang menimbulkan suatu proses yang di namakan interaksi sosial.
Homans
( dalam Ali, 2004: 87) mendefinisikan
interaksi sebagai suatu kejadian ketika suatu aktivitas yang dilakukan
oleh seseorang terhadap individu lain diberi ganjaran atau hukuman dengan
menggunakan suatu tindakan oleh individu lain yang menjadi pasangannya.
Konsep yang dikemukakan oleh Homans
ini mengandung pengertian bahwa interaksi
adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam
interaksi merupakan suatu stimulus bagi tindakan individu lain yang menjadi
pasangannya.
Sedangkan menurut Shaw, interaksi
sosial adalah suatu pertukaran antarpribadi yang masing- masing orang
menunjukkan perilakunya satu sama lain dalam kehadiran mereka, dan masing-
masing perilaku mempengaruhi satu sama lain. Hal senada juga dikemukan
oleh Thibaut dan Kelley bahwa interaksi sosial sebagai peristiwa saling mempengaruhi
satu sama lain ketika dua orang atau lebih hadir bersama, mereka menciptakan
suatu hasil satu sama lain atau berkomunikasi satu sama lain. Jadi dalam kasus
interaksi, tindakan setiap orang bertujuan untuk mempengaruhi individu lain.
Pengertian interaksi sosial menurut Bonner ( dalam Ali, 2004) merupakan
suatu hubungan antara dua orang atau lebih individu, dimana kelakuan individu
mempengaruhi, mengubah atau mempengaruhi individu lain atau sebaliknya[9].
Menurut kami interaksi sosial adalah suatu hubungan atau komunikasi atau timbal-
balik antar individu dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok, atau
kelompok dengan individu yang di dalamnya saling mempengaruhi antara satu
dengan lainnya yang kemudian memungkinkan untuk membentuk sebuah lingkungan
sosial.
Berikut ini merupakan beberapa faktor yang mendorong
terjadinya interaksi sosial.
·
Imitasi : Tindakan meniru tindakan orang lain.
·
Sugesti : Sugesti ini berlangsung apabila
seseorang memberikan pandangan atau sikap yang di anutnya, lalu di terima oleh
orang lain. Biasanya sugesti muncul ketika si penerima sedang dalam kondisi
yang tidak netral sehingga tidak bisa berfikir rasional.
·
Identifikasi : Meniru secara keseluruhan.
·
Simpati : Merupakan suatu proses, dimana
seseorang merasa tertarik kepada pihak lain. Melalui proses simpati ini membuat
orang seolah-olah dirinya berada dalam keadaaan orang lain.
·
Empati : Merupakan simpati yang mendalam yang
dapat mempengaruhikejiwaan dan fisik seseorang[10].
Berikut ini macam- macam interaksi sosial :
Menurut
Maryati dan Suryawati ( 2003 ) bentuk
interaksi sosial di bagi menjadi tiga yaitu:
1) Interaksi
antar individu dengan individu.
Dalam
hubungan ini bisa terjadi interaksi positif ataupun negatif. Interaksi positif,
jika hubungan yang terjadi saling menguntungkan. Interaksi negatuf, jika
interaksi yang terjadi merugikan satu pihak atu keduaanya.
2) Interaksi
antara individu dan kelompok.
Interaksi
ini pun dapat berlangsung secara positif maupun negatif. Bentuk interaksi
sosial individu dan kelompok bermacam- macam sesuai situasi dan kondisinya.
3) Interaksi
sosial antara kelompok dengan kelompok.
Interaksi
sosial kelompok dengan kelompok terjadi sebagai satu kesatuan bukan kehendak
pribadi. Misalnya, kerja sama antara dua perusahaan membicarakan suatu proyek.
Bentuk – bentuk interaksi
sosial, menurut tim sosiologi ( 2002 ), interaksi sosial di kategorikan ke
dalam 2 bentuk yaitu:
1.
Interaksi sosial yang bersifat asosiatif, mengarah ke
bentuk – bentuk asosiasi ( hubungan atau gabungan ) seperti :
a)
Kerja sama.
Adalah suatu
usaha bersama antara orang perorangan ayau kelompok untuk mencapai tujuan
bersama.
b)
Akomodasi.
Adalah suatu
proses penyesuaian sosial dalam interaksi antara pribadi dan kelompok –
kelompok untuk memerdekakan pertentangan.
c)
Asimilasi.
Adalah
proses sosial yang timbul bila ada kelompok masyarakat dengan latar belakang
kebudayaan berbeda, saling bergaul secara intensif dalam jangka waktu lama,
sehingga lambat laun kebudayaan asli mereka akan berubah sifat dan wujudnya
membentuk kebudayaan baru sebagai kebudayaan campuran.
d)
Akulturasi.
Adalah
proses yang timbul, apabila suatu kelompok masyarakat manusia dengan suatu
kebudayaan tertentu di hadapkan dengan unsur – unsur dari suatu kebudayaan
asing sedemikian rupa sehingga lambat laun unsur kebudayaan asing itu di terima
dan di olah ke dalam kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya
kepribadian kebudayaan sendiri.[11]
2.
Proses disosiatif.
Adalah
bentuk interaksi sosial yang dapat merenggangkan solidaritas antar individu
sampai dengan kelompok. Proses disosiatif terdiri dari ( persaingan,
kontravensi, dan konflik ).
a. Persaingan (competition)
Persaingan adalah proses sosial dimana individu atau kelompok manusia bersaing
mencari keuntungan melalui suatu bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu
menjadi pusat perhatian umum, dengar. cara menarik perhatian publik atau
mem-pertajam prasangka yang ada, tanpa menggunakan ancaman atau kekerasan.
Beberapa bentuk persaingan antara lain persaingan ekonomi, persaingan
kebu¬dayaan, persaingan kedudukan dan peranan, serta persaingan ras.
b. Kontravensi (contravention)
Pada hakikatnya kontravensi merupakan suatu bentuk proses sosial yang berada antara persaingan dan pertentangan atau pertikaian. Kontravensi adalah sikap mental yang tersembunyi terhadap orang-orang lain atau unsur-unsur kebudayaan £olongan tertentu, yang dapat berubah menjadi ^encian, tetapi tidak sampai pada pertentangan pertikaian. Secara umum, bentuk kontravensi meliputi penolakan, keengganan, perlawanan, per-buatan menghalang-halangi, protes, dan mengecewa-kan rencana pihak lain.
c. Pertentangan/pertikaian (conflict)
hreraksi sosial dalam bentuk pertentangan atau pertikaian terjadi jika masing-masing pihak yang sedang mengadakan interaksi, tidak menemukan kesepahaman mengenai sesuatu, kemudian berlanjut menjadi adu kekuatan, lalu timbul adanya perten¬tangan atau pertikaian. Pertentangan atau pertikaian tersebut dapat bersifat sementara atau terus-menerus[12].
b. Kontravensi (contravention)
Pada hakikatnya kontravensi merupakan suatu bentuk proses sosial yang berada antara persaingan dan pertentangan atau pertikaian. Kontravensi adalah sikap mental yang tersembunyi terhadap orang-orang lain atau unsur-unsur kebudayaan £olongan tertentu, yang dapat berubah menjadi ^encian, tetapi tidak sampai pada pertentangan pertikaian. Secara umum, bentuk kontravensi meliputi penolakan, keengganan, perlawanan, per-buatan menghalang-halangi, protes, dan mengecewa-kan rencana pihak lain.
c. Pertentangan/pertikaian (conflict)
hreraksi sosial dalam bentuk pertentangan atau pertikaian terjadi jika masing-masing pihak yang sedang mengadakan interaksi, tidak menemukan kesepahaman mengenai sesuatu, kemudian berlanjut menjadi adu kekuatan, lalu timbul adanya perten¬tangan atau pertikaian. Pertentangan atau pertikaian tersebut dapat bersifat sementara atau terus-menerus[12].
Ciri
– ciri interaksi sosial :
·
Jumlah pelaku lebih dari satu.
·
Terjadinya komnikasi antar pelaku melalui kontak.
·
Ada tujuan dan maksud yang jelas.
·
Dilaksanakan melalui pola sistem tertentu.[13]
Syarat
– syarat terjadinya interaksi sosial :
1.
Adanya kontak sosial
Berdasarkan proses berlangsungnya, kontak sosial dapat dibedakan menjadi dua yakni :
a. Kontak primer, terjadi secara langsung bertatapan muka, baik melalui persentuhan fisik
maupun tidak, misalnya berjabat tangan, berbicara, bahasa isyarat, tersenyum.
b. Kontak sekunder, terjadi secara tidak langsung menggunakan media tertentu, misalnya
melalui TV, telepon, danlain-lain.
Berdasarkan jumlah individu yang terlibat di
dalamnya, kontak sosial dapat
dibedakan:
a. Kontak antarindividu. Contohnya: kontak antara guru dengan guru, antara penjual dengan pembeli,
dan lain-lain.
b. Kontak antarkelompok. Contohnya pertandingan sepak bola yang mempertemukan dua tim sepak bola,
pertandinganvoli, perlombaan cerdas cermat, dan lain-lain.
c. Kontak antara individu dengan kelompok. Contohnya guru sedang mengajar murid-muridnya, penceramah dengan peserta
seminar, dan lain-lain.
2. Komunikasi
Komunikasi adalah adanya tanggapan atau reaksi seseorang terhadap suatu
tindakan tertentu dari orang lain. Dalam hal ini komunikasi terjadi setelah
adanya kontak social.[14]
Menurut kami dari keterangan di atas
mulai dari faktor sampai dengan syarat interksi sosial. Kami mempunyai pendapat
bahwa interaksi sosial secara keseluruhan itu mempunyai sifat melibatkan orang
lain, di pengaruhi dan berpengaruh baik dari orang lain maupun pada orang lain,
serta dinamis. Hal ini di sebabkan semakin banyak orang yang berada di sekitar
kita maka semakin banyak pula pengalaman – pengalaman atau pengetahuan tentang
sikap, perilaku orang lain yang kita ketahui. Yang ini secara sadar maupun
tidak sadar juga mempengeruhi jiwa kepribadian kita.
C. STATUS dan PERAN SOSIAL.
Kumpulan
petani yang sangat kuat terikat pada alam sangat bergantung pada proses –
proses organis dan kejadian – kejadian alam yang begitu detil terorientasikan
pada sistematis rasional, bahwa pada umumnya kaum tani hanya akan menempuh
jalan agama ketika di ancam oleh perbudakkan atau popularisasi, baik oleh
kekuatan domestik ( finansial agraria atau signarial ) atau oleh kekuatan
politik eksternal. Sejarah religius Israel kuno sudah mewujudkan kedua ancaman
besar pada kelas- kelas tani: pertama,
tekanan kekuatan – kekuatan asing yang mengancam perbudakkan, dan kedua pertentangan antara petani dengan
pemilik tanah domestik ( pada zaman purba yang bertempur di kota – kota)[15]
( dalam sosiologi agama, penerjemah Muhammad Yasin, Yogyakarta: IRCiSoD, 2002,
hlm. 117-118).
Dari sini kita bisa ambil pelajaran bagaimana status sosial dapat
mnimbulkan berbagai macam masalah dalam kehidupan sehari – hari. Di mana yang
kaya/ kuat berkuasa dalam segala macam aspek sedangkan yang lemah akan semakin
tertindas.
Perbedaan ini ternyata tidak hanya
pada aspek kekuasaan saja tapi perbedaan ini bisa meliputi perbedaan ciri
fisik, keyakinan dan lain – lain. Misal perbedaan ras, suku, agama, pendidikan,
jenis kelamin, usia atau umur, tinggi badan, sampai pada cakep dan jelek.[16]
Maka implikasi terburuk dari semua
perbedaan ini adalah kasus SARA ( suku, agama, ras, dan antar golongan ) yang
apabila tidak di sikapi dengan bijaksana/ wisdom akan menyebabkan konflik
sosial dalam masyarakat.
Hal ini sudah di firmankan oleh
Allah dalam Al- Qur’an surat Az-Zukhruf ayat 32 yang maknanya :
“ Wahai Muhammad, apakah kaum
musyrik berkuasa membagi rahmat Tuhanmu ? Allah berfirman: “ Kamilah yang
berkuasa membagi rezeki kepada manusia dalam kehidupan mereka di Dunia ini.
Kami lebihkan sebagaian orang beberapa derajat di atas yang lain, agar yang
satu dapat menguasai yang lain. Rahmat Tuhanmu lebih baik dari pada semua harta
yang di kumpulkan oleh orang – orang kafir”[17].
Jika kita memahami makan ayat Al-
Qur’an di atas maka akan bisa kita ambil pelajaran bahwa sebenarnya dengan
perbedaan yang ada itu kita di arahkan untuk bisa salaing membutuhkan satu sama
lain atau saling memanfaatkan serta saling melengkapi. Yang kaya mengayomi yang
miskin, yang miskin menghargai yang kaya, dan sebagainya.
Dari uraian di atas timbul
pertanyaan. Apakah pengertian Status
Sosial ?
Menurut Ralph Linton status sosial adalah sekumpulan hak dan kewajiban yang
di miliki seseorang dalam masyarakatnya. Orang yang memiliki status sosial yang
tinggi akan di tempatkan lebih tinggi dalam struktur masyarakat di bandingkan
dengan orang yang status sosialnya rendah[18].
Status
sosial adalah Sebuah posisi dalam hubungan sosial, karakteristik yang
menempatkan individu dalam hubungannya dengan orang lain dan seberapa besar
peran individu tersebut dalam masyarakat itu sendiri. Status sosial dapat
terbentuk melalui beberapa hal diantaranya melalui peran individu tersebut,
kekayaan, kekuasaan dan lain- lain. Status sosial akan terbentuk seiring dengan
berjalannya waktu, dan hal itu akan dib arengi dengan perubahan kondisi sosial
dalam masyarakat tersebut[19].
Menurut
kami status sosial adalah kedudukan di mana hal itu yang membuat perbedaan
nilai, pandangan, kelas dan kasta di mata masyarakat. Di mana hal ini kalau
terjadi kesenjengan akan berakibat fatal dalam kehidupan bermasyarakat.
Adapun
macam – macam status sosial.
·
Ascribed :
status, tipe status yang di dapat sejak lahir seperti jenis kelamin, ras,
golongan, kasta, keturunan, suku, usia, dan lain sebagainya.
·
Achieved :
status, yaitu status sosial yang di dapat seseorang karena kerja keras dan
usaha yang di lakukannya; Contoh: harta kekayaan, tingkat pendidikan,
pekerjaan, dan lain- lain.
·
Assigned :
status, status sosial yang di peroleh seseorang di dalamlingkungan masyarakat
yang bukan di dapat sejak lahir, tetapi di berikan karena usaha dan kepercayaan
masyarakat. Contohnya : seseorang yang di jadikan kepala suku, ketua adat,
sesepuh, dan sebagainya[20].
D.STRUKTUR
SOSIAL.
Menurut Douglas ( 1973 ), mikrososiologi
mempelajari situasi sedangkan makrososiologi mempelajari struktur. George C.
Homans yang mempelajari mikrososiologi mengaitkan struktur dengan perilaku
sosial elementer dalam hubungan sosial sehari – hari, sedangkan Gerhard Lenski
lebih menekankan pada struktur masyarakat yang di arahkan oleh kecenderungan
jangka panjang yang menandai sejarah.Talcott Persons yang bekerja pada ranah
makrososiologi menilai struktur sebagai kesalingterkaitan anatarmanusia dalam
sustu sistem sosial. Coleman melihat struktur sebagai pola hubungan antarmanusia
atau masyarakat. Kornblum ( 1988 ) menyatakan struktur merupakan pola perilaku
berulang yang menciptakan hubungan antarindividu dan antarkelompok dalam
masyarakat. Mengacu pada pengertian struktur sosial menurut Kornblum yang
menekankan pada pola perilaku yang berulang, maka konsep dasar dalam pembahasan
struktur adalah perilakuindividu atau kelompok. Perilaku sendiri merupakan
hasil interaksi individu dengan lingkungannya yang di dalamnya terdapat proses
komnikasiide dan negosiasi.[21]
Pembahasan mengenai struktur sosial oleh Ralph Linton di
kenal adanya dua konsep yaitu status dan peran. Status merupakan suatu kumpulan
hak dan kewajiban, sedangkan peran adalah aspek dinamis dari sebuah status.
Menurut Linton ( 1967 ), seseorang menjalankan peran ketika ia menjalankan hak
dan kewjiban yang merupakan statusnya. Tipologi lain yang di kenalkan oleh
Linton adalah pembagian status menjadi status yang di peroleh ( ascribed status
) dan status yang di raih ( achieved status ).
Social inequality merupakan konsep dasar yang menyusun
pembagian suatu struktur sosial menjadi beberapa bagian atau lapisan yang
saling berkait. Konsep ini memberikan gambaran bahwa dalam suatu stuktur sosial
ada ketidaksamaan posisi sosial antarindividu di – dalamnya. Terdapat tiga
dimensi di mana suatu masyarakat terbagi dalam suatu susunan atau stratifikasi,
yaitu kelas, status, dan kekuasaan. Konsep dan kekuasaan merupakan pandangan
yang di sampaikan oleh Karl Marx ( Beteille, 1970 )[22].
Menurut Marx, kepentingan kelas dalam arti institusional,
atau bisa kita sebut sebagai kepentingan ‘obyektif’, memberikan pengaruh
penting pada pikiran manusia ( di terjemahkan oleh Uzair Fauzah, Masyarakat Terbuka dan Musuh – musuhnya,
Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2002, hlm. 386 ).[23]
Ini artinya kepentingan obyektif ini telah memberikan
kesadaran kembali dalam kepentingan subjektif dengan memberikan pengaruh
penting pada pikiran manusia mengenai adanya prioritas sosial yang ada. Yang
mengarah pada kesadaran untuk kepentingan kelas dan sadar kelas, serta
mengarahkan bertindak sesuai dengannya sesuai dengan struktur sosial yang ada.
Ciri – ciri struktur sosial :
·
Bersifat abstrak ( Acmad Maulana dkk,
dalam kamus ilmiah populer, tak berwujud, mujarad, intisari, rangkuman,
ikhtisar).
·
Terdapat dimensi vertikal dan horisontal.
·
Sebagai landasan sebuah proses sosial
suatu masyarakat.
·
Bagian dari sistem pengaturan tata
kelakuan dan pola hubungan masyarakat.
·
Selalu berkembang dan dapat berkembang[24].
E.NORMA
DAN NILAI SOSIAL.
Di dalam kamus ilmiah populer definisi norma adalah
ukuran, kaidah; pedoman; ukuran untuk menetukan sesuatu ( lihat Achmad Maulana,
dkk, Kamus Ilmiah Populer, hlm 349 )
.
Dari segi bahasa Norma berasal dari
bahasa inggris yakni norm. Dalam kamus oxford norm berarti usual
or expected way of behaving yaitu norma umum yang berisi bagaimana cara
berprilaku.
Norma adalah
patokan prilaku dalam satu kelompok tertentu, norma memungkinkan sesorang untuk
menentukan terlebih dahulu bagaimana tindakannya itu akan dinilai oleh orang
lain, norma juga merupakan kriteria bagi orang lain untuk mendukung atau
menolak prilaku seseorang.
Norma juga merupakan sesuatu yang
mengikat dalam sebuah kelompok masyarakat, yang pada keselanjutannya disebut
norma sosial, karena menjaga hubungan dalam bermasyarakat. Norma pada dasarnya
adalah bagian dari kebudayaan, karena awal dari sebuah budaya itu sendiri
adalah intraksi antara manusia pada kelompok tertentu yang nantinya akan
menghasilkan sesuatu yang disebut norma. Sehingga kita akan menumukan definisi
dari budaya itu seperti ini; budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan
dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi
ke generasi[25].
Dari keterangan di atas maka bisa di
ambil sebuah definisi tentang norma sosial yaitu semacam kebiasaan tertentu
atau adat atau peraturan yang biasanya tak tertulis yang menjadi tolok ukur
sebuah peraturan formal yang berada pada cakupan di batasan wilayah tertentu,
yang mempunyai sifat memaksa dan mengikat kepada semua warga lingkungan dalam
cakupan batas wilayah itu, dan apabila di langgar akan ada sanksinya, serta
yang mengawasi jalannya norma itu adalah masyarakat yang terlibat dalam cakupan
wilayah tertentu.
Sementara itu dalam bahasa Inggris
istilah nilai mempunyai banyak
konotasi, banyak yang populer maupun teknis. Oleh sebab itu sangat di perlukan
kehati- hatian dalam merumuskan relevansi istilah tersebut. Di samping itu juga
perlu di pertegas relevansi istilah nilai itu dengan suatu ilmu tertentu. Yang
di pikirkan oleh para Sosiolog adalah nailai – nilai sosial. Nilai sosial
tersebut di definisikan sebagai “ ........... suatu ke suatu kesadaran plus
emosi yang relatif lama hilangnya terhadap suatu obyek, gagasan atau orang.
Robin William mentebutkan empat buah
kaualitas dari nilai – nilai sebgai berikut :
·
Nilai- nilai itu mempunyai sebuah elemen konsepsi yang
lebih mendalam di bandingkan dengan hanya sekedar sensasi, emosi, atau
kebutuhan.
·
Nilai – nilai itu menyangkut atau penuh dengan semacam
pengertian yang memiliki suatu aspek emosi. Emosi bisa jadi tak di utarakan
kosepsi sebenarnya boleh jadi ini sebuah potensi.
·
Nilai – nilai bukanlah merupakan tujuan konkrit dari
pada tinadakan, tapi ia tetap mempunyai hubungan dengan tujuan.
·
Nilai – nilai tersebut merupakan unsur penting dan
sama sekali tak dapat di remehkan bagi orang – orang yang bersangkutan.[26]
F.SOSIALISASI.
Pengertian
sosialisasi menurut para ahli, di antaranya :
·
Charlotte Buhler adalah proses yang membantu
individu-individu belajar dan menyesuaikan diri, bagaimana cara hidup, dan
berpikir kelompoknya agar ia dapat berperan dan berfungsi dengan kelompoknya.
·
Peter Berger Sosialisasi adalah suatu proses dimana
seseorang menghayati serta memahami norma-norma dalam masyarakat tempat
tinggalnya sehingga akan membentuk kepribadiannya.
Paul B. Horton Sosialisasi adalah suatu proses
dimana seseorang menghayati serta memahami norma-norma dalam masyarakat tempat
tinggalnya sehingga akan membentuk kepribadiannya.
·
Soerjono Soekanto Sosialisasi adalah proses
mengkomunikasikan kebudayaan kepada
warga masyarakat yang baru[27].
Kami berpendapat sosialisasii adalah suatu kegiatan yang di lakukan oleh
seseorang atau sekolompok orang ke kelompok atu individu lainnyam tentang suatu
ide atau gagasan yang di miliki oleh pemilik ide supaya ide atau gagasan yang
di sampaikan bisa di terima oleh orang lain.
Sosialisasi adalah suatu proses
belajar yang memungkinkan seseorang menghayati/ internalisasi norma – norma
sosial tempat ia hidup sehingga menjadi individu yang baik. Proses sosialisasi
tanpa sengaja terjadi jika apabila seorang individu yang di sosialisasikan
menghasilakan apa- apa yang dilakukan oleh orang – orang yang di sekitarnya di
dalam interaksi mereka, lalu melihat tingkah mereka, individu melakukan
internalisasi pola – pola tingkah laku dan pola – pola interaksi tersebut
beserta norma – norma sosial yang mendasarinya ke dalam mentalnya.
Proses sosialisasi yang di sengaja,
terjadi apabila seorang individu ( yang bersosialisasi ) mengikuti pengajaran
dan pendidikan yang di lakukan dengan sengaja oleh pendidik – pendidik yang
mewakili masyarakat dengan tujuan agar norma – norma sosial bisa di pahami yang
bersosialisasi tersebut sehingga bisa tertanam baik dalam batinnya[28].
Syarat
terjadinya Sosialisasi.
Pada dasarnya, sosialisasi
memberikan fundamental bagi kehidupan kita. Pertama : memberikan dasar atau
fondasi kepada individu bagi terciptanya partisipasi yang efektif dalam
masyarakat; dan kedua : memungkinkan lestarinya suatu masyarakat; karena tanpa
sosialisasi akan hanya ada satu generasi saja, sehingga kelestarian masyarakat
terganggu. Contoh: masyarakat Sunda, Jawa, Batak, dan sebagainya akan lenyap
bila satu generasi tidak menyosialisasikan kepada generasi berikutnya.
Berdasar jenisnya sosialisasi di
bagi menjadi dua, yakni sosialisasi primer ( dalam keluarga ) dan sosilaisasi
sekunder (dalam masyarakat ). Sosialaisasi primer
berlangsung saat anak berusia 1 – 5 tahun atau saat anak belum masuk
sekolah; Sedangkan sosilaisasi sekunder adalah
suatu proses sosialisasi lanjutan dari sosialisasi primer yang memperkenalkan
individu kepada kelompok tertentu dalam masyarakat. Salah satu bentuknya adalah
resosilaisasi, seseorang di beri identitas yang baru. Sedangkan dalam proses
desosialisasi, seseorang mengalami pencabutan identitas yang lama[29].
Tipe Sosialisasi
Agar sosialisasi dapat berjalan lancar, tertib dan berlangsung terus menerus maka terdapat dua tipe sosialisasi yaitu formal dan informal..
Agar sosialisasi dapat berjalan lancar, tertib dan berlangsung terus menerus maka terdapat dua tipe sosialisasi yaitu formal dan informal..
- Formal, sosialisasi ini terbentuk melalui lembaga yang dibentuk oleh pemerintah dan masyarakat yang memiliki tugas khusus dalam mensosialisasikan nilai, norma dan peranan-peranan yang harus dipelajari oleh masyarakat.
- Informal, sosialisasi ini terdapat dalam pergaulan sehari-hari yang bersifat kekeluargaan[30].
Perbedaan standar atau tata nilai dari kedua tipe tersebut adalah
sebagai berikut.
·
Seseorang di sebut baik,
apabila nilai ulangannya di atas tujuh, atau tidak pernah datang terlambat (
tipe formal ).
·
Seseorang di sebut baik,
bila ia solider dengan teman, atau saling membantu ( tipe nonformal)[31].
G.PERUBAHAN SOSIAL.
Bisa kita lihat di dalam kehidupan kita sehari – hari semisal
dalam sebuah instansi- instansi semisal seorang kepala kantor yang sudah
pensiun kemudian beralih profesi menjadi pegadang, membuka toko misalnya.
Secara langsung ini sudah mencerminkan perubahan sosial. Dari seorang kepala
kantor menjadi seorang pedagang. Maka kami bisa membuat sebuah pengertian awal
tentang perubahan sosial berdasar ilustrasi contoh yang kami buat di atas
adalah sebuah perputaran kondisi sosial yang mengalami pergerakan sosial yang
di alami oleh seorang individu.
Perubahan sosial adalah proses, meliputi bentuk
keseluruhan dari aspek kehidupan masyarakat[32].
Menurut Paul B.Horton, perubahan sosial adalah suatu
gerak perpindahan dari satu kelas sosial ke kelas sosial lainnya atau
perpindahan dari satu strata ke strata lainnya.
Menurut Kimball Young dan Raymond W. Mack, perubahan
sosial adalah suatu gerak dalam struktur sosial yaitu pola – pola tertentu yang
mengatur organisasi suatu kelompok sosial.
Menurut Wilbert Moore, memandang bahwa pola perilaku, dan
interaksi sosial, “setiap perubahan yang terjadi dalam struktur masyarakat atau
perubahan dalam organisasi sosial[33].
Kami lebih setuju ke pendapat Paul B. Horton, karena
definisi yang di ungkapakan oleh Barton itu kami rasa lebih menyeluruh
lingkupnya dan lebih luas dan perubahan sosial ini pada umumnya lebih sering
terjadi pada masyarakat – masyarakat yang terbuka.
Cara melakukan
Perubahan Sosial.
Secara umum, cara orang melakukan perubahan sosial adalah sebagai
berikut.
·
Perubahan standar hidup.
Kenaikan penghasilan tidak menaikkan status secara otomatis, melainkan akan
merefleksikan status standar hidup yang lebih tinggi.
·
Perkawinan. Untuk
meningkatkan status sosial dapat di lakukan melaui perkawinan.
·
Perubahan tempat tinggal.
Untuk meningkatkan status sosialnya, seseorang dapat berpindah ke tempat
tinggal yang baru yang lebih elit; atau dengan merekonstruksi rumahnya menjadi
lebih megah.
·
Perubahan tingkah laku.
Untuk mendapatkan status sosial yang tinggi, orang berusaha menaikkan status sosialnya
dan mempraktekkan bentuk – bentuk tingkah laku kelas yang lebih tinggi yang di
aspirasikan kelasnya.
·
Perubahan nama. Dalam suatu
masyarakat, sebuah nama di identifikasikan dengan posisi sosial tertentu[34].
Sementara
itu menurut Istri mantan presiden Abdurrahman Wahid, Sinta Nuriyah Wahid
mengatakan karya sastra memiliki kemampuan efektif untuk melakukan perubahan
sosial di masyarakat. "Hal ini karena karya sastra bersentuhan langsung
dengan emosi pembaca, dan mampu mendekatkan diri dengan masyarakat," kata
Sinta Nuriyah Wahid ketika memberikan sambutan dalam acara seminar "Sastra
Perempuan dan Agama dalam Sastra," yang diadakan Kedutaan Besar Kanada di
Jakarta[35].
Jadi selain faktor – faktor di
atas ternyata sastra juga mempunyai pengaruh dalam perubahan sosial, misalnya :
sastra tentang gambaran keadaan rakyat yang tertidas kemudian muncul sebuah
sastra yang bisa membangkitkan gelora semngat revolusioner rakyat kemudian
muncul kesadaran untuk bangkit dari keterpurukkan.
Faktor penghambat perubahan sosial.
Bebrapa faktor penting yang
justru menghambat perubahan sosial adalah : 1. Perbedaan kelas rasial. 2. Agama
( yang menggunakan sistem kasta) ini sejalan dengan pandangan Clifford Geertz
dalam disertasinya “The Religion of Java (
1959 ). Dalam karya besarnya Geertz membagi masyarakat Jawa jawa di Kediri ( di
samarkan sebagai Mojokuto ) menjadi tiga varian utama yaitu Abnagan, Santri dan
Priyayi dalam struktur sosialnya. Menurutnya abangan itu berada di lingkungan
pasar, santri di pedesaan dan priyayi berasal dari sistem perkantoran ( lihat,
Agus Salim, Perubahan Sosial, hlm.
197 – 198 ). 3. Diskriminasi kelas. 4. Kemiskinan. 5. Perbedaan jenis kelamin[36].
Beberapa bentuk perubahan sosial.
·
Horizontal :
peralihan individu atu objek – objek sosial lainnya dari suatu kelompok sosial
ke kelompok sosial lainnya yang sederajat.
·
Vertikal :
perubahan individu atau objek sosial dari satu kedudukan sosial ke kedudukan
sosial lainnya yang tidak sederajat. Vertikal ke atas : masuk ke dalam
kedudukkan yang lebih tinggi dan atau membentuk kelompok baru. Vertikal ke
bawah : turunnya kedudukkan dan atau turunnya derajat kelompok[37].
KESIMPULAN.
Kehidupan sosial adalah suatu
proses yang berlangsung di dalam masyarakat yang melibatkan banyak elemen –
elemen masyarakat beserta lingkupnya yang memungkinkan terjadinya interksi
sosial dalam masyarakat dalam kehidupan serta mempunyai nilai dan norma – norma
yang harus di taati oleh semua anggota masyarakat yang terlibat dalam suatu
batasan wilayah tertentu serta bersifat memaksa mempunyai hukuman bila di
langgar, semua ini untuk mencapai tujuan kehidupan dalam masyarakat yang ingin
di capai bersam - sama.
Meskipun secara teori kami yakin
bahwa konsep kehidupan sosial itu merupakan konsep yang mudah, tapi kami juga
mempunyai keyakinan dalam penerapan kehidupan sehari – hari sulit untuk di
aplikasikan secara maksimal. Hal ini terbukti, misal dalam kehidupan sehari –
hari, contoh kecil di sekolah kami yakin pasti ada indivdu – individu tertentu
yang memarjinalkan individu lainnya dalam pergaulan sehari – hari. Sehingga
kami rasa ini merupakan perbuatan yang tidak baik apabila masih di biarkan
saja.
PENUTUP.
Demikian
uraian makalah yang kami sampaikan , semoga ini bisa bermanfaat bagi pembaca
dan yang terutama bagi penulis saendiri.
Dengan
makalah ini yang awalnya kita kurang mengerti tentang hakikat kehidupan sosial.
Yang awalnya tidak tau tentang bagaimana aspek – aspek yang perlu mendapat
perhatian dalam kehidupan sosial jadi sedikit lebih mengerti.
Kami
, penulis sadar makalah ini jauh dari sempurna, maka dari itu penulis
mengharapkan kritik bila ada kesalahan. Demi menjadikan makalah ini supaya
sempurna.
DAFTAR PUSTAKA.
1.
Al-Ustadz Muhammad Thalib. Al-Qur’an dan Tarjamaah Tafsiriyah.
Yogyakarta : Ma’had An- Nabamy. Februari 2012.
2.
Maulana, Achmad,dkk. Kamus Ilmiah Populer. Yogyakarta :
Absolut. Juni 2004.
3.
Tim Lapis PGMI. IPS 2.
6.
Campbell, Tom, Seven Theories of Human Society. Oxford University Press. 1981.
8.
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/05/interaksi-sosial-definisi-bentuk-ciri.html
( Kamis, 20-09-2012, jam 20: 17).
12.
Webber, Max.The Sociology of Religion. Boston :
Beacon Press. 1962.
14.
Ropper, Karl R. The Open Society and Its Enemies. New
Jersey : Princeton University Press. 1950.
17.
Faisal, Sanapiah.
Sosiologi Pendiidkan. Surabaya :
Usaha Nasional.
20. Salim, Agus. Perubahan
Sosial. Yogyakarta : Tiara Wacana. 2002.
[1]
Al-Ustadz Muhammad Thalib, Al-Qur’an
Tarjamaah Tafsiriyah, Yogyakarta: Ma’had An-Nabawy, Febuari 2011, hlm. 657.
2 http://media.isnet.org/islam/Quraish/Wawasan/Masyarakat.html
(Jum’at tanggal 21 -09- 2012, jam 10:47).
[2] Achmad
Maulana dkk, Kamus Ilmiah Populer
Lengkap, Yogyakarta : Absolut, 2004, hlm.480.
[3]
Interdepensi adalah pergantungan antara satu sama lain; sikap tidak saling
ketergantungan. ( Lihat di Kamus Ilmiah
Populer, Achmad Maulana, hlm. 174 ).
[4] Tim
Lapis PGMI, IPS 2, hlm.1.10.
[5] Tim
Lapis PGMI, IPS 2, hlm .1.10 – 1.11.
[6] http://www.gudangmateri.com/2011/01/definisi-sistem-sosial.html
( Sabtu tanggal 22-09-2012, jam 08:45).
[7] http://www.balaghah.net/nahj-html/id/id/sosoiolgi/02.html
( Rabu 19-09-2012, jam 20:10 ).
[8] Di terjemaahkan dari Tom Campbell, Seven Theories of Human Society, Oxford
University Press, 1981.
[9] http://belajarpsikologi.com/pengertian-interaksi-sosial/
(Sabtu, 22-09-2012, jam 09:26 ).
[10] Tim
Lapis PGMI, IPS 2,hlm 1.12.
[11] http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/05/interaksi-sosial-definisi-bentuk-ciri.html
( Kamis, 20-09-2012, jam 20: 17).
[12] http://klikbelajar.com/umum/bentuk-bentuk-interaksi-sosial/
( Sabtu, 22-09-2012, jam 14:03 ).
[13] http://imam-ips.blogspot.com/2012/04/ciri-ciri-interaksi-sosial.html
( Sabtu, 22-09-2012, jam 14:15 ).
[14] http://pinterdw.blogspot.com/2012/02/syarat-terjadinya-interaksi-sosial.html
( Sabtu, 22-09-2012, jam 14:25).
[15]
Terjemahan karya dari, Max Weber, The Sociology of Religion, Boston :
Beacon Press, 1962.
[16] TIM
LAPIS PGMI, IPS 2, hlm. 1.13.
[17] Al-Ustadz Muhammad Thalib, Al-Qur’an Tarjamaah Tafsiriyah, hlm.
623.
[18] TIM
LAPIS PGMI, IPS 2, hlm. 1.13.
[19] http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/2090867-pengertian-status-sosial/
( Sabtu,22-09-2012, jam 20:42 ).
[21] TIM
LAPIS PGMI, IPS 2, hlm. 1.13-1.14.
[22] TIM
LAPIS PGMI, IPS 2, hlm. 1.14.
[23]Terjemah,
Karl R.Popper, The Open Society and Its
Enemies, New Jersey : Princeton University Press, 1950.
[24] http://juwita.blog.fisip.uns.ac.id/2012/05/23/struktur-sosial-status-sosial-peran-sosial-sertastratifikasi-sosial/
( Jum’at, 21-09-2012, jam 14:03).
[25] http://warokakmaly.blogspot.com/2011/06/pengertian-norma-dan-macamnya.html
( Minggu, 23-09-2012, jam 13:17 ).
[26]
Sanapiah Faisal, Sosiologi Pendidikan, Surabaya
: Usaha Nasional, hlm. 344 – 345.
[27] http://www.yousaytoo.com/pengertian-sosialisasi/170721 ( Jum’at tanggak 21-9-2012, jam 14 :
20 ).
[28] Tim
Lapis PGMI, Paket IPS 2, hlm. 1.14.
[29] Tim
Lapis PGMI, Paket IPS 2, hlm. 1.15.
[30] http://idshvoong,com/social-sciences/sociology/1943461-tipe-dan-jenis-sosialisasi/
( Minggu, 23-09-2012, jam 20:00).
[31] Tim
Lapis PGMI, IPS 2,hlm. 1.15
[32] Agus
Salim, Perubahan Sosial, Yogyakarta :
PT.Tiara Wacana Yogya, 2002, hlm.ix.
[33] Tim
Lapis PGMI, IPS 2, hlm. 1.15- 1.16.
[34] Tim
Lapis PGMI, IPS 2, hlm. 1.15 –1.16.
[35] http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,1-id,8493-lang,id-c,warta-t,Sastra++Cara+Efektif+Melakukan+Perubahan+Sosial-.phpx ( Senin 24-09-2012 jam 16:45 ).
[36] Tim Lapis PGMI, IPS 2.hlm. 1.16.
[37] Tim Lapis PGMI, IPS 2. hlm. 1.16.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar