PERISTIWA FUTTUHUL MAKKAH
Tugas
ini di kumpulkan untuk memenuhi tugas “
Sejarah Kebudayaan Islam”.
DOSEN PENGAMPU :
M. WIDDA. DJUHAN. S.Ag. M.Si.
Oleh Kelompok 8 :
Heppy .Nur. Afrianti. (
Muh.
Shulthon. R.
Epi. Susanti. (
JURUSAN TARBIYAH / PRODI PGMI
SEMESTER III
SEKOLAH TINGGI AGAM
ISLAM NEGERI
STAIN ( PONOROGO )
JL. PRAMUKA NO.
156 TELP. 0352-481277 FAX O352-46189
BAB
I
PENDAHULUAN.
A.Latar
Belakang.
Sebelum
terjadi peristiwa penaklukkan Makkah pada tahun 630 M atau tahun 8 Hijriah. Di
awali dengan di buatnya sebuah perjanjian damai antara kaum Quraisy dengan kaum
Mukmin. Yang kemudian di kenal dengan perjanjian Hudaibiyah. Dalam perjanjian
itu sebenarnya sangat merugikan pihak mukmin, tapi karena kebesaran hati Nabi
Muhammad saw, beliau bersedia menerima perjanjian itu meski di pihak para
sahabat serta kaum mukmin sangat keberatan dengan perjanjian itu. Selain itu
Nabi Muhammad mempunyai keyakinan bahwa perjanjian hudaibiyah merupakan awal
kemenangan kaum mukmin. Ternyata keyakinan Nabi Muhammad di janabah oleh Allah
SWT, dengan perjalanan haji berikutnya kira – kira 1,5 tahun setelah perjanjian
itu, Nabi beserta 10.000 orang sahabat, alih – alih 1400 orang pada perjanjian
sebelumnya. Kemudian Nabi merasa kedudukannya semakin kokoh dan beliau
mengirimkan duta – duta ke berbagai kerajaan tetangga di antaranya di kirim
kepada : Heracleus, Kaisar Bizantium, Raja Persia, Korsoe. Meski pada
kenyataannya pengiriman duta- duta Nabi ini, ada yang mendapat penerimaan baik,
ada yang mendapat hinaan, bahkan ada yang di bunuh. Pengaruh perjanjian ini
cukup membahana di pihak Quraisy sendiri dengan masuknya tokoh – tokoh penting
Quraisy yang bernama Khalid bin Walid, dan Amr bin Ash, hal ini tentunya sangat
menguntungkan pihak mukmin.
Suku
Arabia di beri kebebasan untuk berpihak kepada kaum Mukmin ataupun pihak kaum
Quraisy. Di antranya adalah suku Khuza’ah yang berpihak kepada kaum Mukmin, dan
Bani Bakar yang berpihak pada Quraisy. Kedua suku ini sudah lama saling
bermusuhan. Suatu ketika terjadi perkelahian di mana Bani Bakar yang di bantu
oleh Quraisy menyerang suku Khuza’ah. Khuz’ah pun melaporkan peristiwa ini
kepada Nabi. Dan setelah Nabi mendapatkan cukup bukti atas penghianatan
perjanjian hudaibiyah yang di lakukan oleh Quraisy.
Rasul
mengambil sebuah tindakkan tegas untuk pergi menaklukkan Makkah atau yang
sering di sebut peristiwa Fattuhul Makkah.
B.
Rumusan Masalah.
1. Bagaimana
persiapan yang di lakukan Nabi beserta kaum mukmin ketika melakukan penaklukkan
Makkah ?
2. Bagaimana
kebijakkan Nabi kepada kaum Quraisy ketika peristiwa penaklukkan Makkah ?
3. Bagaimana
dengan perlawanan kaum Quraisy kepada
kaum mukmin ketika terjadi peristiwa penaklukkan Makkah ?
4. Apa
saja yang di lakukan Nabi Muhammad beserta kaum mukmin di Makkah ketika
peristiwa penaklukkan Makkah ?
5. Apa
Makna Penting dari peristiwa penaklukkan Makkah yang dilakukan oleh Nabi serta
kaum mukmin ?
BAB II
PEMBAHASAN
Tenda – tenda di lipat,
dipersiapkan dan di letakkan di atas unta. Nabi menyuruh agar semua bendera di
bawa kepadanya, dan akan beliau kumpulkan satu persatu, masing – masing di
serahkan ke orang yang di pilhinya. Nabi menyuruh Abbas agar mengantar Abu Sufyang
untuk melihat sendiri pasukan yang lewat. Sehingga masih banyak waktu sekiranya
Abu Sufyan untuk kembali ke Makkah.
Siapakah itu tanya Abu
Sufyan kepada Abbas. Khalid bin Walid jawab Abbas. Ketika Khalid bin Walid
berada pada posisi yang sama tingginya dengan Abu Sufyan dan Abbas. Khalid
meneriakan Allahu Akbar sebanyak tiga
kali. Bersama Khalid ada pasukan berkuda Sulaym. Kemudian Zubayr yang berjubah
kuning, mengepalai tiga ratus Muhajirin dan lainnya. Siapa dan siapa setiap
kali pasukan yang lewat, yang hanya bisa keluar dari mulut Abu Sufyan, entah
itu karena kekagumannya atas pasukan yang lewat. Dan juga karena kebanyakkan
pasukan yang berada di sekitar Nabi dahulunya adalah yang paling memusuhi Nabi
sangat kejam di antaranya : Asyj’ar, suku Ghathafain yang benderanya di bawa
oleh Nu’aym, mantan temannya sendiri dan Suhayl. Pasukan yang terakhir adalah
pasukan Nabi, seluruhnya dari Muhajirin dan Anshar. Dengan Pantulan sinar baju
baja mereka tampak kehijauan, dan mereka bersenjata lengkap, hanya mata mereka
saja yang terlihat[1].
Kaum muslimin yang
berangkat ke Mekah ada 10.000 orang dan berhenti di sebuah tempat di dekat
Mekah. Di tempat itu pula Abu Sufyan menghadap Nabi dan menyatakan
keislamannya. Rasul pun mendo’akannya dan berkata : “ Barang siapa yang masuk
ke rumah Abu Sufyan maka, ia aman. Barang saiapa mengunci rumahnya ,maka ia
aman. Barang siapa masuk kedalam Masjidil Haram, maka ia aman[2].
Abu Sufyan pun dengan
cepat kembali ke Mekah dan menyampaikan apa yang di katakan oleh Nabi tadi
kepada orang Quraisy Mekah.
Mendengarkan apa yang
di katakan oleh Abu Sufyan, orang Quraisy mulai ribut ketakutan karena semangat
Nabi datang terlebih dahulu sebelum raga beliau.Rasulullah pun masuk di
iringkan tentaranya, bekas – bekas kepala perang Quraisy yang mereka dahulu
banggakan kini telah berbasis dan berpihak pada Rasulullah, seperti Khalid bin
Walid, Amr bin Ash, dll. Tidak di temukannya perlawanan, hanyalah di suatu
tempat, perlawanan yang tidak berarti saja. Setelah belaiau masuk ke Mekkah,
dan orang banyak telah surut darahnya, melihat pahlawan yang besar yang tenang
tak tergoyahkan itu, sedang mereka bertanya – tanya dalam hati ( Quraisy ). “Apakah gerangan lagi yang akan di
kerjakannya ? “. Maka Rasul pun pergi thawaf keliling Ka’bah tujuh kali,
sembari mengucapkan beberapa pidato. Salah satu pidato yang di ucapkan oleh
Nabi adalah : “ Hai sekalian orang
Quraisy, Allah telah menghapuskan dari kamu segala daki – daki jahiliyah dan
membesar – besarkan nenek moyang, sebab manusia itu dari Adam, dan Adam dari
pada tanah”[3].
Nabi pun masuk dalam
Ka’bah, di lihatnya dinding – dinding Ka’bah sudah penuh di lukis dengan gambar
– gambar para nabi dan malaikat. Di lihatnya lukisan Ibrahim dengan memegang azlam ( anak panah untuk mengundi nasib
). Dalam hati Nabi berkata : “Mudah
mudahan Allah membinasakan mereka karena Ibrahim bukan golongan yahudi ataupun
golongan Nasrani, tapi Ibrahim adalah orang yang hanif ( tidak mempersekutukan
Allah ). Sedang gambar malaikat – malaikat oleh Nabi di sangkal sama
sekali, karena malaikat itu bukan bahkan tidak bisa di serupai dengan
penginderaan dengan wanita – wanita cantik. Berhala – berhala sekeliling Ka’bah
yang di sembah selain Allah telah di rekatkan dengan timah sekeliling Ka’bah.
Termasuk berhala Hubal yang berada di dalam Ka’bah. Dengan tongkat di tangan
beliau menunjuk kepada berhala – berhala itu semua seraya berkata :
“ Dan katakanlah yang benar itu sudah datang, dan yang palsu segera
menghilang sebuah kepalsuan itu pasti akan lenyap ( Al- Qur’an. 17 : 81 ).
Berhala – berhala itu
kemudian di sungkurkan dan dengan demikian Rumah suci itu dapat di bersihkan.
Sesuai dengan yang di anjurkan kepada Nabi sejak dua puluh tahun yang lalu[4].
Jatuhnya Mekah telah
membuka jalan yang lempang untuk jatuhnya seluruh jazirah Arabia. Saat itu pula
kaum mukmin menjadi tuan rumah Ka’bah dan penjaga Baitul Haram. Perilaku mereka
telah menyebar ke berbagai tempat, ini menandakan sebuah era baru telah di
mulai. Sebuah kebhagiaan telah meliputi Islam.
Apa yang di lakukan
oleh Rasulullah setelah penaklukkan Mekah adalah membersihkan semua Jazirah
Arabia dan musuh – musuh Islam, kemudian membangun kesatuan umat Islam dalam
sebuah ikatan kesatuan ukhuwah yang kokoh dan kuat. Dan memang ini yang terjadi
setelah peristiwa itu[5].
BAB
III
PENGEMBANGAN
MATERI.
A.Muhammad
Shulthon Rachmandhani.
Di Indonesia
juga pernah mengalami peristiwa yang hampir sama dengan peristiwa Futtuhul
Makkah. Yaitu pada saat Islam masuk ke Indonesia. Hal ini di dukung dengan
pendapat yang mengatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad 4 M, dengan
alasan yang mengatakan” sudah di temukannya perkampungan Islam di Kanton, pada
abad ke 7 tepatnya 674 M, di pantai barat Sumatera sudah terdapat perkampungan
Islam Arab[6]”.
Dan ada yang mengatakan pada abad ke 13 M, dengan bukti di temukannya batu
nissan Sultan Samudera Pasai yaitu Al – Malik Saleh tahun 1297[7]. Di mana persamaan peristiwa masuknya Islam
di Indonesia dengan peristiwa Futtuhul Makkah? Yaitu ketika Indonesia pada
sebelum abad ke 4 M ( Saya berpendapat sama dengan yang mengatakan Islam masuk
pada abad ke 4 M, karena pada abad 13 M sudah di temukan kerajaan Islam yaitu
kerajaan Islam Samudera Pasai) masih mayoritas beragama dan berbudaya Hindu-
Budha, terutama di daerah Jawa. Hal ini di tandai dengan banyaknya kerajaan –
kerajaan yang bercorak Hindu- Budha yang mempunyai peranan luas dalam
masyarakat Indoneisa terutama di daerah Jawa. Tapi setelah runtuhnya kerjaan –
kerajaan Hindu – Budha tersebut, berdirilah kerajaan- kerajaan Islam, di
antaranya adalah kerajaan Demak di pulau Jawa yang di dirikan oleh Raden Patah.
Yang membedakan ini dengan peristiwa Futtuhul Makkah adalah kalau di Makkah itu
di laksanakan secara berbondong – bondong dengan di pimpin oleh Rasulullah
sebab ada pelanggaran perjanjian damai oleh pihak Quraisy, sementara yang di
lakukan di Indonesia dengan menggunakan cara kekuasaan seperti yang di lakukan
oleh kerajaan Demak, yang berangsur – angsur mengubah pola kehidupan dan
keyakinan masyarakat Jawa yang sebelumnya sangat bercorak Hindu- Budha perlahan
tapi pasti menuju Islam. Selain itu kerajaan Demak juga menjadi tempat
berkumpulnya para wali seperti Sunan Kalijaga, Sunan Muria, Sunan Kudus, dan
Sunan Bonang. Di mana para wali itu mempunyai cara masing – masing untuk
menyebarkan ajaran islam dan mengubah buadaya, serta kebiasaan masyarakat Jawa
menuju ke arah Islam.
BAB
IV
RENCANA
PENYAMPAIAN.
A.Muh. Shulthon.R
Nama
Madrasah : MI. Sidomulyo I
Negeri. Kec. Ponorogo. Kab. Ponorogo.
Mata
Pelajaran : Pendidikan Agama
Islam ( PAI ).
Standar
Kompetensi : 1. Menjelaskan tentanf
peristiwa Futtuhul Makkah.
Kompetensi
Dasar : 1.1. Menjelaskan peristiwa
Futtuhul Makkkah.
Indikator : 1.1.1. Mempertanyakan
tentang peristiwa Futtuhul Makkah.
1.1.2. Menugaskan pada siswa tentang Futtuhul
Makkah.
1.1.3. Menyimpulkan tentang peristiwa
Futtuhul Makkah.
1.Kegiatan Awal.
Waktu
|
Kegiatan
|
Metode
|
Sumber Belajar
|
10 Menit
|
a.Salam,
di lanjutkan tegur sapa.
|
Tanya Jawab.
|
|
b.
Membaca Al- Fatihah,
c.Pembiasaan ( untuk hafalan), membaca surat-
surat pendek:
·
At- Takasur (102),
·
Al- Fill ( 105 ),
·
Al- Quraisy
( 106 ).
|
Membaca Bersama- sama.
|
2. Kegiatan Inti.
Waktu
|
Kegiatan
|
Metode
|
Sumber Belajar
|
Media belajar
|
20
menit
|
Ø
Guru membagi peserta ke dalam beberapa kelompok
sesuai dengan topik yang akan di sampaikan.
Ø
Guru membagikan materi pada masing – masing
kelompok sesuai dengan topik yang akan di sampaikan.
Ø
Guru membagikan kertas plano dan spidol pada
masing – masing kelompok untuk menulis hasil diskusi.
Ø
Masing -
masing kelompok melakukan diskusi dan menulis hasil rangkumannya di
atas kertas plano dengan spidol dan menempelnya di atas dinding.
Ø
Perwakilan kelompok mempresentasikannya di depan
kelas.
Ø
Guru memberikan klarifikasi
.
|
·
Group Resume
|
·
Buku
|
·
Kertas Plano.
·
Spidol.
|
3. Kegiatan Penutup.
Waktu
|
Kegiatan
|
Metode
|
Sumber Belajar
|
5 menit
|
a.Guru
meminta siswa menyimpulkan materi yang telah di dapat.
|
Presentasi
|
|
b.
Guru menguatkan materi yang telah di dapat oleh siswa, dengan pengembangan
materi, yang pernah terjadi di Indonesia.
|
Ceramah
|
Buku.
|
|
c.
Guru meberikan tugas untuk di kerjakan di rumah.
|
Buku.
|
||
2 menit
|
Guru
memberi motivasi kepada siswa untuk giat beribadah dan belajar.
|
||
1 menit
|
Guru
memberikan pesan moral kepada siswa untuk tidak lupa mengerjakan sholat lima
waktu, tepat waktu dan berjamaah, serta untuk berbakti kepada kedua orang
tua.
|
||
2 menit
|
Pembelajaran
di akhiri dengan do’a penutup majelis, kemudian di akhiri dengan salam.
|
[1]
Terjemaah, Martin Lings, Muhammad : His
Life Based on the Earliest Source, United Kingdom : The Islamic Text Society, cetakan IV, 1991,hlm. 465 – 466.
[2]
Terjemaahan( Ahmad al’- Usairy ), Harlis Kurniawan, Sejarah Islam, Jakarta : Akbar Media Eka Sarana, cetakan 2, 2003, hlm.129.
[3] HAMKA, Sejarah Ummat Islam, Jakarta : Bulan
Bintang, jilid I, hlm. 173.
[4]
Terjemaah sah dari ( Hayat Muhammad ), Muhammad Husain Haekal, Jakarta Pusat :
PT. Dunia Pustaka Jaya, cetakan ketiga, 1979, hlm. 511-512.
[5]
Terjemaahan( Ahmad al’- Usairy ), Harlis Kurniawan, Sejarah Islam, Jakarta : Akbar Media Eka Sarana, cetakan 2, 2003, hlm. 130.
[6] Arif.
Mansyuri, Jauharoti. Alvin, Malischah, Mawardi. Saleh, Muhammad. Yahya, Umi.
Rohmah, Muh. Iskak, Ilmu Pengetahuan Sosial
2 edisi pertama, Surabaya : Amanah Surabaya, 2009, hlm 3. 9.
[7] Ibid, hlm 3. 9.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar