Minggu, 17 Februari 2013

Futuhul Makkah


PERISTIWA FUTTUHUL MAKKAH
Tugas ini di kumpulkan untuk memenuhi tugas “ Sejarah Kebudayaan Islam”.









DOSEN PENGAMPU :
M. WIDDA. DJUHAN. S.Ag. M.Si.

Oleh Kelompok 8 :    Heppy .Nur. Afrianti. (
                                    Muh. Shulthon. R.     
                                  Epi. Susanti.               (


JURUSAN TARBIYAH / PRODI PGMI
SEMESTER III
SEKOLAH TINGGI AGAM ISLAM NEGERI
STAIN ( PONOROGO )
JL. PRAMUKA NO. 156 TELP. 0352-481277 FAX O352-46189
BAB I
PENDAHULUAN.
A.Latar Belakang.
            Sebelum terjadi peristiwa penaklukkan Makkah pada tahun 630 M atau tahun 8 Hijriah. Di awali dengan di buatnya sebuah perjanjian damai antara kaum Quraisy dengan kaum Mukmin. Yang kemudian di kenal dengan perjanjian Hudaibiyah. Dalam perjanjian itu sebenarnya sangat merugikan pihak mukmin, tapi karena kebesaran hati Nabi Muhammad saw, beliau bersedia menerima perjanjian itu meski di pihak para sahabat serta kaum mukmin sangat keberatan dengan perjanjian itu. Selain itu Nabi Muhammad mempunyai keyakinan bahwa perjanjian hudaibiyah merupakan awal kemenangan kaum mukmin. Ternyata keyakinan Nabi Muhammad di janabah oleh Allah SWT, dengan perjalanan haji berikutnya kira – kira 1,5 tahun setelah perjanjian itu, Nabi beserta 10.000 orang sahabat, alih – alih 1400 orang pada perjanjian sebelumnya. Kemudian Nabi merasa kedudukannya semakin kokoh dan beliau mengirimkan duta – duta ke berbagai kerajaan tetangga di antaranya di kirim kepada : Heracleus, Kaisar Bizantium, Raja Persia, Korsoe. Meski pada kenyataannya pengiriman duta- duta Nabi ini, ada yang mendapat penerimaan baik, ada yang mendapat hinaan, bahkan ada yang di bunuh. Pengaruh perjanjian ini cukup membahana di pihak Quraisy sendiri dengan masuknya tokoh – tokoh penting Quraisy yang bernama Khalid bin Walid, dan Amr bin Ash, hal ini tentunya sangat menguntungkan pihak mukmin.
            Suku Arabia di beri kebebasan untuk berpihak kepada kaum Mukmin ataupun pihak kaum Quraisy. Di antranya adalah suku Khuza’ah yang berpihak kepada kaum Mukmin, dan Bani Bakar yang berpihak pada Quraisy. Kedua suku ini sudah lama saling bermusuhan. Suatu ketika terjadi perkelahian di mana Bani Bakar yang di bantu oleh Quraisy menyerang suku Khuza’ah. Khuz’ah pun melaporkan peristiwa ini kepada Nabi. Dan setelah Nabi mendapatkan cukup bukti atas penghianatan perjanjian hudaibiyah yang di lakukan oleh Quraisy.
            Rasul mengambil sebuah tindakkan tegas untuk pergi menaklukkan Makkah atau yang sering di sebut peristiwa Fattuhul Makkah.
B. Rumusan Masalah.
1.      Bagaimana persiapan yang di lakukan Nabi beserta kaum mukmin ketika melakukan penaklukkan Makkah ?
2.      Bagaimana kebijakkan Nabi kepada kaum Quraisy ketika peristiwa penaklukkan Makkah ?
3.      Bagaimana dengan  perlawanan kaum Quraisy kepada kaum mukmin ketika terjadi peristiwa penaklukkan Makkah ?
4.      Apa saja yang di lakukan Nabi Muhammad beserta kaum mukmin di Makkah ketika peristiwa penaklukkan Makkah ?
5.      Apa Makna Penting dari peristiwa penaklukkan Makkah yang dilakukan oleh Nabi serta kaum mukmin ?

BAB II
PEMBAHASAN
Tenda – tenda di lipat, dipersiapkan dan di letakkan di atas unta. Nabi menyuruh agar semua bendera di bawa kepadanya, dan akan beliau kumpulkan satu persatu, masing – masing di serahkan ke orang yang di pilhinya. Nabi menyuruh Abbas agar mengantar Abu Sufyang untuk melihat sendiri pasukan yang lewat. Sehingga masih banyak waktu sekiranya Abu Sufyan untuk kembali ke Makkah.
Siapakah itu tanya Abu Sufyan kepada Abbas. Khalid bin Walid jawab Abbas. Ketika Khalid bin Walid berada pada posisi yang sama tingginya dengan Abu Sufyan dan Abbas. Khalid meneriakan Allahu Akbar sebanyak tiga kali. Bersama Khalid ada pasukan berkuda Sulaym. Kemudian Zubayr yang berjubah kuning, mengepalai tiga ratus Muhajirin dan lainnya. Siapa dan siapa setiap kali pasukan yang lewat, yang hanya bisa keluar dari mulut Abu Sufyan, entah itu karena kekagumannya atas pasukan yang lewat. Dan juga karena kebanyakkan pasukan yang berada di sekitar Nabi dahulunya adalah yang paling memusuhi Nabi sangat kejam di antaranya : Asyj’ar, suku Ghathafain yang benderanya di bawa oleh Nu’aym, mantan temannya sendiri dan Suhayl. Pasukan yang terakhir adalah pasukan Nabi, seluruhnya dari Muhajirin dan Anshar. Dengan Pantulan sinar baju baja mereka tampak kehijauan, dan mereka bersenjata lengkap, hanya mata mereka saja yang terlihat[1].
Kaum muslimin yang berangkat ke Mekah ada 10.000 orang dan berhenti di sebuah tempat di dekat Mekah. Di tempat itu pula Abu Sufyan menghadap Nabi dan menyatakan keislamannya. Rasul pun mendo’akannya dan berkata : “ Barang siapa yang masuk ke rumah Abu Sufyan maka, ia aman. Barang saiapa mengunci rumahnya ,maka ia aman. Barang siapa masuk kedalam Masjidil Haram, maka ia aman[2].
Abu Sufyan pun dengan cepat kembali ke Mekah dan menyampaikan apa yang di katakan oleh Nabi tadi kepada orang Quraisy Mekah.
Mendengarkan apa yang di katakan oleh Abu Sufyan, orang Quraisy mulai ribut ketakutan karena semangat Nabi datang terlebih dahulu sebelum raga beliau.Rasulullah pun masuk di iringkan tentaranya, bekas – bekas kepala perang Quraisy yang mereka dahulu banggakan kini telah berbasis dan berpihak pada Rasulullah, seperti Khalid bin Walid, Amr bin Ash, dll. Tidak di temukannya perlawanan, hanyalah di suatu tempat, perlawanan yang tidak berarti saja. Setelah belaiau masuk ke Mekkah, dan orang banyak telah surut darahnya, melihat pahlawan yang besar yang tenang tak tergoyahkan itu, sedang mereka bertanya – tanya dalam hati ( Quraisy ). “Apakah gerangan lagi yang akan di kerjakannya ? “. Maka Rasul pun pergi thawaf keliling Ka’bah tujuh kali, sembari mengucapkan beberapa pidato. Salah satu pidato yang di ucapkan oleh Nabi adalah : “ Hai sekalian orang Quraisy, Allah telah menghapuskan dari kamu segala daki – daki jahiliyah dan membesar – besarkan nenek moyang, sebab manusia itu dari Adam, dan Adam dari pada tanah”[3].
Nabi pun masuk dalam Ka’bah, di lihatnya dinding – dinding Ka’bah sudah penuh di lukis dengan gambar – gambar para nabi dan malaikat. Di lihatnya lukisan Ibrahim dengan memegang azlam ( anak panah untuk mengundi nasib ). Dalam hati Nabi berkata : “Mudah mudahan Allah membinasakan mereka karena Ibrahim bukan golongan yahudi ataupun golongan Nasrani, tapi Ibrahim adalah orang yang hanif ( tidak mempersekutukan Allah ). Sedang gambar malaikat – malaikat oleh Nabi di sangkal sama sekali, karena malaikat itu bukan bahkan tidak bisa di serupai dengan penginderaan dengan wanita – wanita cantik. Berhala – berhala sekeliling Ka’bah yang di sembah selain Allah telah di rekatkan dengan timah sekeliling Ka’bah. Termasuk berhala Hubal yang berada di dalam Ka’bah. Dengan tongkat di tangan beliau menunjuk kepada berhala – berhala itu semua seraya berkata :
Dan katakanlah yang benar itu sudah datang, dan yang palsu segera menghilang sebuah kepalsuan itu pasti akan lenyap ( Al- Qur’an. 17 : 81 ).
Berhala – berhala itu kemudian di sungkurkan dan dengan demikian Rumah suci itu dapat di bersihkan. Sesuai dengan yang di anjurkan kepada Nabi sejak dua puluh tahun yang lalu[4].
Jatuhnya Mekah telah membuka jalan yang lempang untuk jatuhnya seluruh jazirah Arabia. Saat itu pula kaum mukmin menjadi tuan rumah Ka’bah dan penjaga Baitul Haram. Perilaku mereka telah menyebar ke berbagai tempat, ini menandakan sebuah era baru telah di mulai. Sebuah kebhagiaan telah meliputi Islam.
Apa yang di lakukan oleh Rasulullah setelah penaklukkan Mekah adalah membersihkan semua Jazirah Arabia dan musuh – musuh Islam, kemudian membangun kesatuan umat Islam dalam sebuah ikatan kesatuan ukhuwah yang kokoh dan kuat. Dan memang ini yang terjadi setelah peristiwa itu[5].







BAB III
PENGEMBANGAN MATERI.


A.Muhammad Shulthon Rachmandhani.
            Di Indonesia juga pernah mengalami peristiwa yang hampir sama dengan peristiwa Futtuhul Makkah. Yaitu pada saat Islam masuk ke Indonesia. Hal ini di dukung dengan pendapat yang mengatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad 4 M, dengan alasan yang mengatakan” sudah di temukannya perkampungan Islam di Kanton, pada abad ke 7 tepatnya 674 M, di pantai barat Sumatera sudah terdapat perkampungan Islam Arab[6]”. Dan ada yang mengatakan pada abad ke 13 M, dengan bukti di temukannya batu nissan Sultan Samudera Pasai yaitu Al – Malik Saleh tahun 1297[7]. Di mana persamaan peristiwa masuknya Islam di Indonesia dengan peristiwa Futtuhul Makkah? Yaitu ketika Indonesia pada sebelum abad ke 4 M ( Saya berpendapat sama dengan yang mengatakan Islam masuk pada abad ke 4 M, karena pada abad 13 M sudah di temukan kerajaan Islam yaitu kerajaan Islam Samudera Pasai) masih mayoritas beragama dan berbudaya Hindu- Budha, terutama di daerah Jawa. Hal ini di tandai dengan banyaknya kerajaan – kerajaan yang bercorak Hindu- Budha yang mempunyai peranan luas dalam masyarakat Indoneisa terutama di daerah Jawa. Tapi setelah runtuhnya kerjaan – kerajaan Hindu – Budha tersebut, berdirilah kerajaan- kerajaan Islam, di antaranya adalah kerajaan Demak di pulau Jawa yang di dirikan oleh Raden Patah. Yang membedakan ini dengan peristiwa Futtuhul Makkah adalah kalau di Makkah itu di laksanakan secara berbondong – bondong dengan di pimpin oleh Rasulullah sebab ada pelanggaran perjanjian damai oleh pihak Quraisy, sementara yang di lakukan di Indonesia dengan menggunakan cara kekuasaan seperti yang di lakukan oleh kerajaan Demak, yang berangsur – angsur mengubah pola kehidupan dan keyakinan masyarakat Jawa yang sebelumnya sangat bercorak Hindu- Budha perlahan tapi pasti menuju Islam. Selain itu kerajaan Demak juga menjadi tempat berkumpulnya para wali seperti Sunan Kalijaga, Sunan Muria, Sunan Kudus, dan Sunan Bonang. Di mana para wali itu mempunyai cara masing – masing untuk menyebarkan ajaran islam dan mengubah buadaya, serta kebiasaan masyarakat Jawa menuju ke arah Islam.

































BAB IV
RENCANA PENYAMPAIAN.

A.Muh. Shulthon.R

Nama Madrasah          : MI. Sidomulyo I Negeri. Kec. Ponorogo. Kab. Ponorogo.
Mata Pelajaran            : Pendidikan Agama Islam ( PAI ).
Standar Kompetensi   : 1. Menjelaskan tentanf peristiwa Futtuhul Makkah.
Kompetensi Dasar       : 1.1. Menjelaskan peristiwa Futtuhul Makkkah.
Indikator                     : 1.1.1. Mempertanyakan tentang peristiwa Futtuhul Makkah.
                                      1.1.2. Menugaskan pada siswa tentang Futtuhul Makkah.
                                      1.1.3. Menyimpulkan tentang peristiwa Futtuhul Makkah.

1.Kegiatan Awal.

Waktu
Kegiatan
Metode
Sumber Belajar
10 Menit
a.Salam, di lanjutkan tegur sapa.
Tanya Jawab.

b. Membaca Al- Fatihah,
c.Pembiasaan               ( untuk hafalan), membaca surat- surat pendek:
·         At- Takasur (102),
·         Al- Fill ( 105 ),
·         Al- Quraisy      ( 106 ).

Membaca Bersama- sama.


2. Kegiatan Inti.

Waktu
Kegiatan
Metode
Sumber Belajar
Media belajar
20 menit
Ø  Guru membagi peserta ke dalam beberapa kelompok sesuai dengan topik yang akan di sampaikan.
Ø  Guru membagikan materi pada masing – masing kelompok sesuai dengan topik yang akan di sampaikan.
Ø  Guru membagikan kertas plano dan spidol pada masing – masing kelompok untuk menulis hasil diskusi.
Ø  Masing -  masing kelompok melakukan diskusi dan menulis hasil rangkumannya di atas kertas plano dengan spidol dan menempelnya di atas dinding.
Ø  Perwakilan kelompok mempresentasikannya di depan kelas.
Ø  Guru memberikan klarifikasi
.
·         Group Resume
·         Buku
·         Kertas Plano.
·         Spidol.

3. Kegiatan Penutup.

Waktu
Kegiatan
Metode
Sumber Belajar
5 menit
a.Guru meminta siswa menyimpulkan materi yang telah di dapat.
Presentasi


b. Guru menguatkan materi yang telah di dapat oleh siswa, dengan pengembangan materi, yang pernah terjadi di Indonesia.
Ceramah
Buku.
c. Guru meberikan tugas untuk di kerjakan di rumah.

Buku.
2 menit
Guru memberi motivasi kepada siswa untuk giat beribadah dan belajar.


1 menit
Guru memberikan pesan moral kepada siswa untuk tidak lupa mengerjakan sholat lima waktu, tepat waktu dan berjamaah, serta untuk berbakti kepada kedua orang tua.


2 menit
Pembelajaran di akhiri dengan do’a penutup majelis, kemudian di akhiri dengan salam.





[1] Terjemaah, Martin Lings, Muhammad : His Life Based on the Earliest Source, United Kingdom : The Islamic Text  Society, cetakan IV, 1991,hlm. 465 – 466.
[2] Terjemaahan( Ahmad al’- Usairy ), Harlis Kurniawan, Sejarah Islam, Jakarta : Akbar Media Eka Sarana,   cetakan 2, 2003, hlm.129.
[3] HAMKA, Sejarah Ummat Islam, Jakarta : Bulan Bintang, jilid I, hlm. 173.
[4] Terjemaah sah dari ( Hayat Muhammad ), Muhammad Husain Haekal, Jakarta Pusat : PT. Dunia Pustaka Jaya, cetakan ketiga, 1979, hlm. 511-512.
[5] Terjemaahan( Ahmad al’- Usairy ), Harlis Kurniawan, Sejarah Islam, Jakarta : Akbar Media Eka Sarana,   cetakan 2, 2003, hlm. 130.
[6] Arif. Mansyuri, Jauharoti. Alvin, Malischah, Mawardi. Saleh, Muhammad. Yahya, Umi. Rohmah, Muh. Iskak, Ilmu Pengetahuan Sosial 2 edisi pertama, Surabaya : Amanah Surabaya, 2009, hlm 3. 9.
[7] Ibid, hlm 3. 9.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar