Senin, 18 Februari 2013

Dasar Pend.


KATA PENGANTAR
                Kami panjatkan Puji syukur ke hadirat Allah SWT. Karena berkat inayah-Nya. Kami dapat menyelesaikan makal;ah ini tentang azas-azas pendidikan . Makalah ini di susun dengan harapan dapat menolong para mahasiswa lainnya dalam memahami tentang azas-azas pendidikan.
                Kami menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna . Oleh karena itu kami mengharapkan kririk dari pembaca demi kesempurnaan makalh ini.
                Akhir kata , Kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan menjadikan amal saleh bagi kami. Amiin.







Ponorogo, 04 Maret 2012

Kelompok. V








PENDAHULUAN
                Di era globalisasi ini pendidikan sangat di butuhkan . Sebab dengan kemjuan ilmu – ilmu teknologi dari penerapan inovasi – inovasi baru pada bidang – bidang teknologi. Menuntut kita supaya bisa melaadeni kemajuan teknolgi ini.
Apalagi kalau kita cermati secara  global , khususnya  Negara kita ini masih jauh tertinggal dari Negara Asia lainnya seperti  : Jepang , Cina , Korea , dll. Di tambah lagi dengan tertinggal juga dengan Negara Asia tenggara  seperti : Malaysia , Singapura , dll. Hal ini semakin di perburuk dengan semakin tertinggal jauhnya  Negara kita dengan Negara  maju. Jauh Negara kita itu tertinggalnya. Baik di sektor pendidikan , ekonomi, dan IPTEK.
                Nah disinilah peran pendidikan itu sangat di butuhkan untuk memperbaiki kondisi bangsa ini. Baik dengan pendidikan formal maupun informal. Karena dengan kita mempunyai bekal pendidikan , secara langsung maupun tidak langsung akan meningkatkan kualitas SDM dan menjadikan sumber  daya – sumber daya manusia nya lebih berkompeten dan mempunyai Life skill  ( Ketrampilan dalam hidup). Seperti yg di terangkan dalam Q.S Az-Zumar ayat 9. Allah berfirman : ……..Apakah sama antara orang yg mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui ? sebenarnya hanya orang yang berakal sehat yang dapat menerima pelajaran.[1]
                Dan dalam Q.S Al- Alaq Ayat 3-5 : Bacalah, dan Tuhanmu Maha Mulia. Yang mengajar (manusia)  dengan pena . Dia mengajarkan manusia apa yang tidak di ketahuinya.[2]
                Dari dua ayat di atas maka dapat di ambil tentang betapa pentingnya pendidikan di dalam kehidupan manusia selain itu juaga akan menjadikan manusia untuk belajar sepanjang hayat ( Life Long Learning).










DAFTAR ISI
Kata pengantar                 :    ……………………………………………………………………………          1
Pendahuluan                     :    ……………………………………………………………………………          2
Daftar Isi                              :    …………………………………………………………………………….         3
Isi                                            :    a. Azas Pendidikan ………………………………………………        4 - 5
                                                     b. Azas tut wuri handayani …………………………………         5 - 6
                                     c. Azas belajar sepanjang hayat …………………………          6 – 9
                                                                     d. Azas belajar mandiri dalam pendidikan …………          9- 10
                Kesimpulan                        :   ……………………………………………………………………………….      11
                Penutup                              :   ………………………………………………………………………………        12
                Daftar Pustaka                  :   ………………………………………………………………………………        13










I S I
Azas – azas pendidikan.
Friderich Wilhem August Froebel , mendasarkan pandangannya  tentang pendidikan  atas dua dasar : Dasar teolegi dan dasar psikologi , dia beranggapan bahwa manusia terdiri dari dua unsur tersebut  .
Froebel mengatakan bahwa  “ apabila pendidikan harus menekankan ke dua sisi tersebut .[3]
Azas Pendidikan bila di cermati dari pandangan islam , bahwasannya apabila Islam di gunakan sebagai pandangan hidup ( Way Of Life ) dalam setiap disiplin ilmu dan sisi kehidupan dan tidak terkecuali dalam hal ihwal pendidikan. Manusia akan memperoleh petunjuk dan sudah pasti  tergiring jalan yang lurus dan benar . Pendidikan yang di maksud di sini adalah pendidikan yang bersumber pada Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW, berazaskan tauhid adanya integritas antara ilmu dan amal serta memisahkan antara konsep ilmu agama dan ilmu yang bersifat duniawi , pendidikan dan pendidikan umum. [4]
Seperti yang termaktub dalam Al- Qur’an Q.S. Luqman surat ke 31 ayat 13. Allah berfirman  Dan (ingatlah) Luqman berkata kepada anaknya di waaktu member pelajaran kepadanya : “ Hai anakku janganlah kamu memepersekutukan Allah , Sesungguhnya mempersekutukan (Allah ) adalah benar- benar kezaliman yang besar .[5]
Bila di liat dari dalil naqli di atas , maka dapat di tadaburi ketika Luqman  memberikan pelajaran kepada anaknya . Yang di ajarkan oleh Lukaman pertama kali jangan mempersekutukan Allah dengan lainnya karena itu merupakan dosa yang besar dan berupa kezaliman yang besar . Jadi sebelum Luqman mengajarkan banyak hal kepada anaknya , anaknya sudah di beri dasar tentang tauhid. Sehingga pantas jika nasihat Luqman kepada anaknya ini oleh Allah di abadikan dalam Al-Qur’an dan bahkan namanya juga di abadikan sebagai nama surat.
Azas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuan berpikir baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan . Khusus di Negara Indonesia terdapat beberapa azas pendidikan di antaranya adalah azas tut wuri handayani , Azas belajar sepanjang hayat dan azas kemandirian . [6]
Jadi menurut hikmat penulis azas  pendidikan itu bagaikan sebuah pondasi sebuah rumah. Kuat tidaknya rumah itu dapat di lihat dari pondasinya. Apa pondasi itu kurang semen apa kurang pasir. Entahlah , tapi merujuk pada pendidikan  ini bisa di artikan sebagai dasar tumpuan berpikir  untuk orang- orang yang terlibat di dalamnya demi mencapai tujuannya. Misalnya Indonesia yang ingin semua warganya itu bisa berkompetitif. Maka Indonesia pun berusaha mewujudkannya dengan adanya azas – azas Pelaksanaan Pendidikan Nasional . Sebagai berikut :
a.       Azas semesta menyeluruh dan terpadu .
b.      Azas pendidikan seumur hidup.
c.       Azas tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat , dan pemerintah.
d.      Azas pendidikan berlangsung dalam lingkungan rumah tangga , sekolah , dan masyarakat.
e.      Azas keselarasan dan keterpaduan dengan ketahanan Nasional dan Wawasan Nusantara .
f.        Azas Bhineka Tunggal Ika.
g.       Azas keselarasan keserasian dan keseimbangan .
h.      Azas manfaaat , adil, dan merata.
i.         Azas ing ngarso sung tulado, ing madya mangun karsa , tut wuri handayani.
j.        Azas  moralitas , efisiensi, dan efektifitas .
k.       Azas kepastian hukum. [7]
A.Azas Tut wuri Handayani.
                Asas tut wuri handayani, yang kini jadi semboyan Depdikbud, pada awalnya merupakan salah satu dari asas 1922 yakni tujuh buah asas dari Perguruan Nasional Taman Siswa ( 3 Juli 1922) sebagai asas pertama tut wuri handayani merupakan inti dari sistem among dari perguruan itu. Asa ataupun semboyan tut wuri handayani ini di kumandangakan oleh Ki Hadjar Dewantara dan mendapat dukungan positif dari Drs R.M.P Sastrokartono ( Filusuf ahli bahasa ) dengan menambah dua semboyan untuk melengkapinya yaitu :
A.      Ing Ngarso Sung Tulado ( Jika di depan menjadi contoh ).
B.      Ing Madya Mangun Karso ( Jika di tengah membangkitkan kehendak , hasrat dan motivasi).
C.      Tut Wuri Handayani ( Jika di belakang mengikuti dengan awas.
Ketujuh asa dari Perguruan Nasional Taman Siswa tersebut adalah sebagai berikut supaya di ketahui latar belakan dari asas tut wuri handayani:
·         Setiap orang mempunyai hak untuk mengatur dirinya sendiri dengan mengingat tertibnya persatuan dalam perikehidupan.
·         Bahwa pembelajaran harus dapat memberikan faedah lahir dan batin  dalam arti bisa memerdekakan diri.
·         Bahwa pengajaran harus berdasarkan kebudayaan dan kebangsaan sendiri.
·         B awa pengajaran pengajaran harus tersebar luas sampai ke seluruh rakyat .
·         Bahwa untuk mengejar kemerdekann sepenuh – penuhnya , sebelumnya di usahakan dengan kekuatan sendiri.
·         Bahwa sebagai konsekuensi dengan kekuataan sendiri maka harus membelanjai sendiri segala usaha yang di lakukan .
·         Bahwa daalam mendidik anak harus ikhlas lahir dan batin untuk mengorbankan kepentingan pribadi demi keselarasan dan kebahagiaan anak.
                Asas tutuwuri handayani merupakan inti dari asa pertama ( butiran pertama ) yang  menengaskan bahwa setiap orang mempunyai hak untuk mengatur dirinya sendiri dengan mengingat tertibnya persatuan dalam kehidupan umum.
                Dari asas ini pulalah lahirlah sisitem Among di Taman Siswa. Pengertian dari sistem among adalah guru memperoleh sebutan “Pamong” artinya sebagai pemimpin yang berdiri di belakang dengan semboyan tut wuri handayani yaitu tetap mempengaruhi dan mmberi kesempatan pada anak didik tanpa harus di paksa , di campuri dan di perintah. Pamong hanya wajib menyingkirkan segala sesuatu yang merintangi jalannya anak , serta hanya ikut campur pada jalannya anak apabila dia anak itu sendiri tidak mampu menghindari berbagai rintangan atau ancaman keselamatan atu gerak majunya.
                Dua semboyan lainnya sebagi bagian tak terrpisahkan dalam tut wuri handayani. Pada hakikatnya bertolak dari unsure yang sama yaitu tidak ada paksaan , perintah , campur, dsb.
                Dan pendidik harus member uluran tangan apabila di perlukan anak pada setiap anak . Ing Ngarso Sung Tulado yaitu mengingat setiap kebutuhan anak maupum kebutuhan guru. Ing Madya Mangun Karso yaitu di terapakan saat aituasi kurang bergairah atau ragu – ragu untuk mengambil keputusan atau tindakkan sehingga di perlukan motivasi.[8]
B. Asas Belajar Sepanjang Hayat.
                 Ini merupakan sudut pandang lain terhadap pendidikan seumur hidup ( Life Long Education). Pendidikan seumur hidup merupakan a concept ( P. Lengrand , 1970 ) yang new signifinance of android idea ( Dave ,1973) tetapi universally acceptable definition is difficult (Crapley, 1979). Oleh karena itu UNESCO Institute for education( UIE Hamburg ). Menentapkan definisi kerja yakni pendidikan seumur hidup adalah pendidikan yang harus :
·         Meliputi seluruh hidup individu.
·         Mengarah kepada pembentukan , pembaruan , peningkatan dan penyempurnann secara sistematis pengetahuan , ketrampilan dan sikap dapat meningkatkan kondisi hidupnya .
·         Tujuan akirnya adalah mengembangkan penyadaran diri.
·         Meningkatkan pengetahuan dan motivasi untuk belajar mandiri.
·         Mengakui kontribusi dari semua pengaruh pendidikan yang mungkin terjadi termasuk yang formal , nonformal, dan informal.
Dalam latar belakang pendidikan seumur hidup , proses belajar mengajar sekolah seyogyanya mengemban sekurang – kurangnyaa dua misi yaitu :
·         Membelajrkan peserta didik dengan efisien dan efektif ,
·         Meningkatkan kemauan dan kemampuan belajar mandiri sebagai basis dari belajar sepanjang hayat yang di tinjau dari pendidikan sekolah.
Masalahnya adalah bagaimana merancang dan mengimplementasikan suatu program belajar mengajar sehingga mendorong terwujudnya belajar sepamjang hayat , dengan kata lain terbentuk mnausia dan masyarakat yang mau dan mampu terus menerus belajar .[9]
Perhatikan dalam Al- Qur’an Q.S Al- Hasyr surat ke 59 ayat 21. Allah berfirman : Kalau sekiranya Kami menurunkan Al-Qur’an ini kepada sebuah gunung pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah di sebabkan takut kepada Allah . Danperumpamaan itu kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir.[10]
Dalil naqli tersebut  kami pikir sesuai dengan pendidikan sepanjang hayat . Karena di dalam Surat Al-Hasyr 21 itu tertulis. “ Dan perumpamaan itu kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir”. Manusia tidak akan pernah berhenti berfikir selama manusia itu hidup. Ini artinya manusia akan selalu berfikir dan belajar  sepanjang hayat .
 Di dalam nuku lain di katakana bahwa batasan dari pendidikan seumur hidup( PSH ) adalah sebuah sistem konsep –konsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peritiwa kegiatan belajar mengajar yang langsung dalam keseluruhaan kehidupan manusia.
Adapun karakteritiknya ialah : hidup , seumur hidup , dan pendidikan merupakan tiga istilah poko yang mennetukan lingkup dan makna pendidikan seumur hidup juga menghendaki keberlanjutan dan ketersinambungan di mensi – di mensi vertical atau longitudional dari pendidikan, dll.
Selain itu mengapa PSH ( Pendidikan Seumur Hidup ) itu perlu ?
Sebab keterbatasan kemampuan pendidikan sekolah , perubahan masyarakat dan peranan social. Pendayagunaan Sumber daya yang masih belum optimal dan Perkembangan Pendidikan luar sekolah yang pesat.[11]
                Untuk Indonesia sendiri , konsepsi pendidikan seumur hidup baru di mulai di masyarakatkan melalui kebijaksanaan Negara  (TAP MPR NO. IV/MPR /1973 jo. TAP NO IV/ MPR / 1978 tentang GBHN ) yang menetapkan prinsip – prinsip pembangunan nasional sebagi berikut :
·         Pembangunan nasional di laksanakan dalam rangka membangun manusia seutuhnya dan pembangunan masyarakat  Indonesia seutuhnya ( arah pemabanguna jangka panjang)
·         Pendidikan berlangsung seumur hidup dan di laksanakan di dalam rumah tangga , sekolah , dan masyarakat. Oleh karena itu  pendidikan merupakan tamggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah ( Bab IV GBHN bagian Pendidikan ).
Adapun tujuan untuk pendidikan manusai seutuhnya dan seumur hidup ialah :
·         Mengembangkan potensi kepribadian manusia sesuai dengan kodrat dan hakikatnya , yakni seluruh aspek pembawaannya seoptimal mungkin , Dengan demikian secara potensial keseluruhan potensi manusia di isi kebutuhannya agar berkembang secara wajar.
·         Dengan mengingat proses pertumbuhan dan perkembangan kepribadian manusia bersifat hidup dan dinamis, maka pendidikan wajar berlangsung seumur hidup.
Pendiidkan seumur hidup dalam berbagai prespektif :
a)      Tujuan ideologis.
Pendidikan seumur hidup atau long life education akan memungkinkan seseorang guna mengembangkan potensinya , sesuai dengan kebutuhan hidupnya.
b)      Tujuan Ekonomis.
Pendidkan seumur hidup adalah cara paling efektif untuk keluar dari lingkaran kebodohan dan kemelaratan .
c)       Tujuan Sosiologis.

Pada umumnya pada negara-negara yang berkembang banyak orang tua yang kurang menyadari pentingnya pendidikan pada anaknya.

d)      Tujuan Filosofis.

Negara – Negara demokrasi menginginkan , rakyatnya memahami dan menyadari pentingnya hak memilih dan memahami fungsi pemerintah DPR, DPD, dan sebagainya.

e)      Tujuan Teknologis.

Di era globalisasi ini, tampaknya  dunia di landa oleh eksplosi. Ilmu pengethuan dan teknologi ( IPTEK ) dengan berbagai produk yang di hasilkan .

f)       Tinjauan Psikologis dan Paedagogis.

Bagaimanapun di akui bahwa perkembangan IPTEK yang sangat pesat. Punya dampak dan pengaruh besar terhadap berbagai konsep , teknik , dan metode pendidikan .
                Sebab itu, tugas pendidikan jalur sekolah yang utama  sekarang adalah ialah mengajarkan bagaimana cara belajar , menanamkan motivasi yang kuat . Dalam diri anak untuk belajar terus sepanjang hayatnya , memberikan skill kepada anak didik secara efektif agar mampu beradaptasi dalam masyarakat yang cenderung berubah secara cepat.
                Imolikasi konsep pendidikan seumur hidup pada program pendidikan :
·         Pendidikan baca tulis fungsional.
·         Pendidikan Vokasional.
·         Pendidikan Profesional.
·         Pendidikan kea rah perubahan dan pembangunan.
·         Pendidikan kewarganegaraan dan kedewasaan politik.
·         Pendidikan Kultural dan Pengisisan waktu senggang.
Berapa kepentingan pendidikan seumur hidup :
        I.            Pertimbangan Ekonomi.
      II.            Keadilan .
    III.            Fakta peranan keluarga
    IV.            Factor perubahan peranan social
      V.            Perubahan teknologi.
    VI.            Factor-faktor vocationa.
  VII.            Kebutuhan – kebutuhan orang dewasa.
VIII.            Kebutuhan anak- anak.

Adapun  strategi  dalam rangka pendidikan seumur hidup sebagaimana di inventarisasi Prof. Solaiman Joesoef meliputi hal- hal sebagai berikut :
1.       Konsep  Pendidikan Seumur HidupItu Sendiri.
·          Konsep pendidikan seumur hidup itu sendiri.
Sebagai suatu konsep , pendidkan seumur hidup di artikan sebagai tujuan atau ide formal untuk pengorganisasian dan penstrukturan pengalamam – pengalaman pendidikan.
·         Konsep belajar seimur hidup.
Pendidikan seumur hidup berate pelajar , itu belajar karena respons terhadap keinginan yang di dasari untuk belajar dan angan –angan pendidikan membantu menyediakan kondisi – kondisi yang membantu pelajar.
·         Konsep Belajar seumur hidup.
Metode belajar seumur hidup  adalah orang – orang yang sadar tentang diri mereka sebagai pelajar seumur hidup , melihat belajar baru sebagai cara logika untuk mengatasi problema , dan sangat terdorong untuk belajar di semua tingkatan usia.
Dan menerima tantangan dan perubahan seumur hidup sebagai pemberi kesempatan belajar baru.
·         Kurikulum yang membantu beljar seumur hidup.
Dalam konteks ini, kurikulum di desain atas dasar prinsip pendidikan seumur hidup betul-betul telah menghasilkan pelajar seumur hidup yang secara berurutan melaksanakan belajar seumur hidup.
2.       Arah Pendidikan Seumur Hidup.
·         Pendiidkan seumur hidup bagi orang dewasa.
·         Pendidikan seumur hidup bagi anak.[12]
C.Azas Belajar Mandiri Dalam Pendidikan .
                Baik dari azas tut wuri handayani maupun belajar sepanjang hayat secara langsung erat kaitannya dalam asas ke mandirian dalam belajar.
                Perwujudan asas kemandirian dalam belajar menempatkan guru dalam peran utama dalam peran utama sebagai fasilitator dan motivator, di samping peran- peran lain : Informator , Oraganisator, dsb.
                Terdapat beberapa strategi belajar mengajar dan atau kegiatan belajar – mengajar yang dapat member peluang pengembangan kemandirian dalam belajar . CBSA ( Cara Belajar Siswa Aktif ) merupakan salah satu pendekatan yang memberi peluang itu, karena siswa di tuntut mengambil prakarsa dan atau mamikul tanggung jawab tertentu dalam belajar mengajar di sekolah dalam sebuah lembaga kerja. Di samping jenis belajar mandiri akan sangat bermanfaat dalam mengembangkan kemandirian dalam belajar itu , seperti belajar melalui modul , paket belajar , pengajaran berprogram dan sebagainya. Ke seluruhan upaya itu akan terlaksana dengan semestinya apabila setiap lembaga pendidikan , utamanya sekolah di dukung oleh suatu pusat sumber belajar (PSB) yang memadai.[13]


















KESIMPULAN
                Dari uraian di atas maka dapat di simpulkan bahwasannya , asas pendidikan itu merupakan suatu dasar atau tumpuan dalam berpikir baik dari perancangan maupun pelaksanaan. Jadi penulis dapat merumuskan sebelum kita mengelupas lebih lanjut tentang pendidikan maka kita harus mempunyai pengetahuan dulu tentang asas pendidikan itu , alasannya asas itu dapat di katakana juga Manhaj Fikr  ( kerngka berpikir ) dalam pendidikan .
                Dan mengenai beberapa unsur asas pendidkan b aik asas tut wuri handayani, asas pendidikan seumur hidup , dan asas belajar mandiri dalam pendidikan adalah unsur  yang tidak bisa di pisahkan antara satu dengan yang lain. Untuk asas tut wuri handayani yang mengatakan bahwa guru untuk bersifat seperti pamong yang punya pengertian kalau guru itu sebagai pemimpin yang berdiri di belakang dengan artian memberikan kesempatan kepada anak siswa untuk berjalan sendiri, dan guru hanya bertugas menyingkirkan rintangan yang menghalangi siswa dan juga yang membantu siswa . Asas pendidikan sepanjang hayat , manusia tidak akan berhenti berpikir selama manusia itu hidup ini artinya manusia akan berhenti berpikir atau tidak berpikir jika dia sudah meninggal, inilah arti dari pendidikan sepanjang hayat. Asas belajar mandiri dalam pendidikan di sini guru berperan penting dalam kegiatan belajar mengajar karena guru berposisi sebagi Fasilitator, motivator dan juga peran lainnya . Bisa di katakana dalam asas belajar mandiri ini guru itu sebagai media para peserta didik dalam mempeljari sebuah studi pelajaran.















PENUTUP
                Demikian uraian makalah yang kami sampaikan , semoga ini bisa bermanfaat bagi pembaca dan yang terutama bagi penulis saendiri.
                Dengan makalah ini yang awalnya kita tidak tahu apa itu asas pendidikan jadi tau. Yang awalnya tidak tau historis asas pendidikan juga jadi tau. Yang awalnya tidak tau nacam asas pendidikan jadi tau.
                Kami , penulis sadar makalah ini jauh dari sempurna, maka dari itu penulis mengharapkan kritik bila ada kesalahan. Demi menjadikan makalah ini supaya sempurna.
                Sekian terima kasih.




















DAFTAR PUSTAKA
1.       Al – Qur’an dan Terjemaahnya. Jakarta : Departemen Agama RI. 2007.
2.       http://idWikipedia.org/wiki/Friedrich- Froebel.
3.       http://ddii.aceh prov.go.id/index.php? option =com – content & view = article & id=55 :  islam – dan –dasar- pendidikan & casid = 50 artikel – akhlak & itemid = 61.
4.       Tirtorahardjo, Umar dan La Sula .  Pengantar Pendidikan . Jakarta : PT. Rineka Cipta . Febuari 2000.
5.       http://moshimoshi.net,nenet/ materi ilmu Pendidikan/bab 3. Html.
6.       Mudyahardjo, Redja. Pengantar Pendidikan Sebuah Studi Awal Tentang Dasar – Dasar Pendidikan Pada Umumnya Dan Pendidikan Di Indonesia. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Juli 2001.
7.       Hasbullah . Dasar- Dasar Ilmu Pendidikan .  Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. 1999.





















 







[1] Al-Qur’an dan Terjemaahnya , Jakarta : Departemen Agama RI , 2007. hlm. 660
[2] Ibid. hlm 904
[3] http:// Id. Wikipedia . org /wiki/Friedrich-Froebel. ( Selasa 6 maret 2012 jam 20 : 17)
[4]http:// Ddii. Aceh prov, go.id / index.php? option=com.content & view = article & id = 55 islam- dan- dasar – pendidikan & corid= 50 artikel- akhlak & itemid = 61 ( Selasa 6 Maret 2012 jam : 20:50)
[5] Al- Qur’an dan terjemaahnya , Jakarta : Departemen Agama RI , 2007. hlm.581
[6] Umar Tirtarahardjo dan La Sula , Pengantar Pendidikan , Jakarta : PT. Rineka Cipta ,Febuari 2000, hlm. 117
[7] http://moshimoshi.net,nenet/materi ilmu Pendidikan / bab 3. html (jum’at 3 Maret 2012 jam 14:15)
[8] Umar Tirtarahardjo dan La Sula, Pengantar Pendidikan, Jakarta : PT. Rineka Cipta , Febuari 2000, hlm. 117-119
[9] Ibid, hlm. 117-119.
[10] Al-Qur’an dan terjemaahnya , Jakarta : Depatemen Agma RI, 2007.hlm 800.
[11] Redja Mudyahardjo, Pengantar Pendidikan Sebuah Studi Awal Tentang Dasar- Dasar Pendidikan di Indonesia, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada , Juli 2001, hlm 169-173
[12] Hasbullah , Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan , Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada , 1999, hlm. 63-86
[13] Umar Tirtarahardjo dan La Sula, Pengantar Pendidikan , Jakarta : PT. Rineka Cipta , Febuari  2000, hlm . 122-123

Tidak ada komentar:

Posting Komentar