PERMOHONAN MEMPERLEMAH
PRIBADI
Hai, kau yang menarik pajak dari
singa
Kehendakmu itu menyebabkan dirimu
jadi serigala
Akibat miskinlah, maka kau celaka
Asal penyakit itu sebab penderitaanmu
pula
Yang merenggut angan- angan dari
martabatnya
Dan pendamlah sinar khayalmu yang
cemerlang itu
Mari, minumlah anggur merah dari
kendi kejadian!
Ambil hartamu dari pundi – pundi
waktu
Seperti Umar yang teguh lagi
sederhana
Turunlah kau dari untamu
Jalankan tugas yang kau sandang
dengan sebaik- baiknya
Masihkah kau merengek mendamba
jabatan
Seperti seorang bocah yang berkuda –
kudaan di punggung perempuan ?
Sebagai sosok maanusia sempurna
Akan hina dinalah dirimu jika
menerima upeti serta hadiah
Sebab selalu memohon dan meminta
Dirimu semakin melata merana
Mengemis membuat seseorang tambah
hina
Akan hancur pribadimu
Maka redup cahaya bukit Sinai
pribadimu
Jangan kau tiup debu di telapak
tanganmu
Seperti bulan, reogohlah makanan dari
pinggangmu sendiri
Meskipun kau dalam kemiskinan penuh
penderitaan
Tolak segala pemberian orang lain
Jangan kau cari ombak laut pada bola
matahari
Agar kelak kau tak di permalukan di
hadapan Nabi.
Di Padang Mahsyar setiap insan di
rambahi takut dan cemas
Dari matahari bulan menerima
makananya
Dan di milikinya tanda pemberian sang
surya itu
Panjatkan doa kepada Tuhan agar kau
berani !
Perjuangkan nasibmu !
Jangan kau nodai keagungan Islam !
Agama yang menyingkirkan patung dari
Ka’bah suci.
Tuhan mengasihi mereka yang
memperjuangkan rezeki sendiri
Celakalah bagi mereka si penerima
suap
Dan harta benda itu akan mendidih
tenguk mereka
Cahaya Tuhan pun redup dari dirinya
Sebab telah dia luncurkan martabat
kemanusiaanya
Berbahagialah orang – orang yang
berjuang di tengah terik matahari
Yang tak mengemis kepada Khidir untuk
piala minumnya
Namun dia tetap sesosok yang jantan
Dan bukan seenggok debu hina dina
Seorang anak muda berjalan di bawah
langit Tuhan
Kepalanya tegak kokoh bagai pohon
tusam
Tatkala tangannya hampa
Malah dia semakin jadi tuan bagi
pamannya
Dan jikalau nasib baik datang padanya
Dia akan bersikap waspada
Pundi pengemis bagai kapal yang
terombang- ambing dalam gelombang api
Terasa lezatlah setitik embun yang di
tadah tangan sendiri
Jadikanlah dirimu manusia bermartabat
Yang tak mauy menerima upeti dan suap
Jangan sodorkan piala kosongmu
kendati kau dahaga di tengah lautan
( Muh.Iqbal
dalam Rekonstruksi Pemikiran agama dalam islam ).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar