SURAH AL- ‘ASHR
Pengenlan
Terhadap Surah.
Surah ini adalah surah Makkiyah, nama “ Surah
Al- ‘ashr telah di kenal sejak zaman Nabi saw. Di riwayatkan bahwa sahabat – sahabat
Rasulullah tidak berpisah kecuali mereka saling membacakan Surah al- Ashr kepada
temannya.
Tema
Utama uraian surah ini adalah tentang waktu dan pentingnya memanfaatkan
serta mengisinya dengan aktifitas positif, baik buat diri maupun pihak lain.
Tujuannya
adalah mengingatkan tentang pentingnya menggunakan waktu sebaik mungkin.
Menurut Imam Syafi’I: “ Seandainya
umat islam memikirkan kadungan surah ini, niscaya ( petuntuk – petunujuknya)
sudah mencakupi mereka. “
Inti Sari
Kandungan Ayat.
Dalam
surah yang lalu ( At- Takatsur ) , Allah SWT. Memperingtkan manusia yang di
lengahakan oleh persaingan tidak sehat sehingga waktunya berlalu tanpa hasil.
Dalam surah al-‘Ashr ini Allah memperingatkan tentang pentingnya waktu dan
bagaimana seharusnya ia, di isi. Surah ini di mulai dengan Firman Allah : Wa
al-‘Ashr, yakni demi masa/ waktu [1]( 1
). Sesungguhnya semua manusia yang mukallaf di dalam wadah kerugiaan dan
kebinasaan yang besar dan beragam ( 2 ). Ayat ( 3 ) mengecualikan orang – orang
yang melakukan empat kegiatan pokok yaitu beriman dengan kleimanan yang benar,
lalu membuktikannya dengan beramal amalan- amalan yang saleh yakni yang
bermanfaat, selanjutnya saling berwasiat tentang kesabaran/ ketabahan.
PELAJARAN YANG DI PETIK.
1.
Waktu
adalah modal utama manusia, apabila waktu tidak diisi dengan kegiatan yang
positif, maka ia akan berlalu begitu saja, dan ketika itu jangankan keuntungan
di peroleh, modal pun telah hilang. “Rezaki yang tidak di peroleh hari ini
masih di harapkan di peroleh lebih hari esok, tetapi waktu yang berlalu tidak
mungkin di harapkan kembali esok. Demikian Sayyidina Ali bin Abi Thalib.
2.
Waktu
bersifat netral! Tidak ada waktu sial atau waktu mujur. Yang berpengaruh adalah
kebaikan dan keburukan usaha seseorang dan inilah yang berperanan dalam baik
buruknya kesudahan pekerjaan.
3.
Saling
berwasiat menyangkut kebenaran mengandung makna saling ajar mengajar. Karena
itu, surah ini tidak saja menekankan pentingnya belajar tapi juga mengajar. Ini
juga berarti tidak seseorang pun mengetahui segala sesuatu, kendati dia kaya
dan kuat. Sebaliknya yang miskin, dan berstatus social rendah, bisa lebih
mengetahui sekian banyak hal dari pada yang kuat dan di nilai pandai.
4.
Manusia
akan tetap berada dalam wadah kerugian kecuali setelah melaksanakn empat hal
yang di sebut di atas. Seseorang belum terbebaskan dari kerugian bila sekedar
beriman, beramal shaleh, dan dia berkewajiban juga untuk mengajarkannya kepada
orang lain.
5.
Yang
mengerjakan atau mengajak kepada kebenaran berpotensi mengalami gangguan atau
kejenuhan, karena itu, di perlukan kesabaran dan ketabahan agar aktivitasnya
tidak memudar.[2]
[1] Waktu/ masa di namai surah ini dengan ashr, yang maknanya secara
harfiyah adalah memeras agar seseorang mengisis waktunya dengan memeras
keringat dan pikirannya. Di sisi lain ‘Ashar adalah waktu menjelang terbenamnya
matahari. Itu mengisyaratkan bahwa penyesalan / kerugian baru terjadi / di sadari
ketika sisa waktu tinggal sedikit lagi, yakni ‘ Ashar kehidupan manusia
menjelang matahari hayatnya terbenam.
[2] M. Quraish Shihab, AL-LUBAB (
Makna, Tujuan dan Pelajaran dari Al- Fatihah Dan Juz ’Ama), Jakarta :
Lentera Hati, cetakan I, Sya ‘ban 1429 / Agustus 2008, hlm 279 – 289.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar